Nabi sendiri menyerukan kepada umat perempuannya untuk banyak belajar kepada wanita yang satu ini. Malah Nabi menyatakan dengan tegas bahwa siapapun yang bisa menjalani hidup dengan sikap penuh ketundukkan pada Allah akan diganjar surga.
Jadi bukan soal tunduk pada suami atau doktrin yang berakar kuat dari tradisi yang mengekang. Sebaliknya. Ketaatan itu mesti dipraktikkan secara kritis dan terukur. Meskipun resiko yang dihadapi berupa kematian sekalipun.
Kembali kedalam konteks gugatan yang dilakukan oleh Soekarno. Jika Bung Karno saja berani melawan penjajah yang berbeda kulit, muka dan badan-- mengapa generasi penerusnya tidak???
Setidaknya, menghapuskan ketidakadilan, penjajahan serta penindasan bisa dilakukan dalam lingkup terkecil sekalipun yaitu keluarga.
Jika kaum perempuannya mampu menbebaskan diri dari belenggu penjara rumah tangga tersebut, niscaya perempuan itu turut menyumbang kemerdekaan bagi sebuah generasi selanjutnya.
Mengapa demikian??? Karena ditangan perempuan itu seorang anak mendapat pelajaran hidup yang paling pertama terutama soal keadilan serta kesetaraan sesama mahluk Tuhan.
Manusia biasa yang mencoba luar biasa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H