Mohon tunggu...
Rudy Gani
Rudy Gani Mohon Tunggu... -

Merupakan seorang pemuda yang berdedikasi pada isu kemasyarakatan, sosial, politik, ekonomi dan budaya.\r\n\r\nAktif di HMI sebagai anggota dan sempat diberi amanah sebagai Ketua Umum Badko HMI 2010-2012.\r\n\r\nkini, sehari-hari menjadi jurnalis dan freelance di media Online dan beberapa koran cetak baik lokal dan nasional\r\n\r\ndapat dihubungi melalui email: pemudatebet@gmail.com / rudygani@berkata.co.id or follow @Rudygani

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Psikologis Kakak dan Adik Ipar (Atut-Airin)

10 Desember 2013   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:06 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap ini lebih menekankan pada aspek subyektif atau dunia kebatinan manusia. Contohnya, ketika orang merasa lapar maka ia segera membayangkan makanan. Namun, bayangan ini sifatnya tidak nyata. Maka masuklah ke tahap selanjutnya.

Ego, pada tahap ini Freud mengatakan jika kebutuhan akan rasa lapar itu membuat manusia memiliki keinginan (insting) untuk meredakan ketegangan di dalam dirinya melalui makanan.

Pada tahap ini, ego mampu membedakan antara keinginan dari dalam diri dengan dunia realitasnya.

Melalui tahap ini juga, seseorang yang lapar lalu merencanakan untuk makan apa, dengan apa dan kapan untuk makan. Singkatnya, tahap ini kata Freud, adalah tahap dimana seorang manusia mulai berfikir secara realistis.

Super Ego, pada tahap ini, prilaku kepribadiaan seseorang dipengaruhi oleh nilai-nilai moral dan aturan.

Aspek ini merupakan kesempurnaan dari kesenangan, kata Freud.

Fungsi pokoknya ialah menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah. Pantas atau tidak.
Singkatnya, seorang pribadi bertindak sesuai dengan moral yang ada dan diyakini masyarakat.

Dalam konteks Atut-Airin, apakah tindakan korupsi itu benar atau salah, tergantung dari persepsi kedua orang tersebut. Bisa jadi menurut Atut tindakannya benar, bisa juga salah. Singkatnya, aspek moralitas ini memiliki konotasi yang menggantung dari pemahaman si individu atas tindakan yang dikerjakan olehnya.

Dari babakan kepribadiaan itulah, pembacaan terhadap Atut-Airin mesti ditelaah. Sebab, fungsi penelaahan sendiri memang kadang terkait dengan unsur subyektif di dalamnya.

Namun, terlepas dari itu semua-- secara sederhana, alur dari latar dugaan korupsi Atut-Airin dapat digambarkan sebagai berikut:

Pertama, motivasi Atut melakukan tindakan korupsi, terutama ketika tahun 2012 saat dirinya maju sebagai incumbent adalah semata-mata untuk mempertahankan kekuasaanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun