Gerindra geram dengan PDIP yang mencalonkan Jokowi. Padahal, menurut perjanjian "Batu Tulis" yang diklaim pihak Gerindra sebagai perjanjian yang "masih" berlaku terhadap Ketua dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto, untuk maju menjadi Capres dan didukung PDIP pada Pilpres tahun 2014--menjadikan kedua partai ini saling serang.
Prabowo merasa PDIP tidak komit dengan isi perjanjian Batu tulis. Sedangkan kubu PDIP merasa bahwa Perjanjian itu tidak berlaku lagi. Perang pun dimulai.
Dua kekuatan yang sama-sama kuat ini tinggal menunggu kapan perang Bharatayudha itu digelar. Masing-masing kubu ibarat Pandawa dan Kurawa. Saling mengklaim dirinya "orang suci" yang berhak mewariskan tahta kerajaan dari pendahulunya.
Tinggal bagaimana kita lihat strategi apa yang digunakan Jokowi melalui PDIP dan Prabowo dengan Partai Gerindra-nya. Akankah perang ini berakhir dengan kemenangan Jokowi atau justru sebaliknya, Prabowo lah yang kemudian keluar dari medan Kurusetra dan berhasil merebut kerajaan tersebut.
Yang perlu dicatat, setelah 10 tahun PDIP "Puasa kekuasaan legislatif", semangat membara yang dimiliki untuk merebut kekuasaan yang sudah lama dinantikan akan menjadi bara api yang menyala bagi para prajurit/ simpatisan PDIP untuk memenangkan pertarungan Bharatayudha pada pemilu ini. Sama halnya dengan pasukan Pandawa dan ksatria yang rindu kepada kerajaanya. Karena itu, bersiaplah menyaksikan perang yang amat dahsyat di bulan April dan jelang Pilpres nanti. Selamat menyimak...
Salam Pandawa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI