Workshop ini bermanfaat untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendalami ilmu terkait dengan pemanfaatan potensi lokal. Kegiatan ini mempresentasikan 3 inovasi teknologi yang KKN MBKM 2021/2022 perkenalkan guna memanfaatkan potensi lokal seperti: pupuk PGPR, biochar, dan pestisida nabati.
Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Akar-akar pada tanggal 5 February 2022 yang dihadiri oleh masyarakat Desa Akar-akar yang meliputi Kepala Dusun, Karang Taruna, Tanggap Siaga Bencana Desa, Kelompok Tani, dan berbagai elemen masyarakat.
Pemateri dalam kegiatan ini dilakukan oleh kelompok KKN MBKM 2021/2022 dan Bapak Putra Anom selaku Ketua Koperasi Gumi Lombok yang membawakan materi tentang porang dan potensinya di Desa Akar-akar.
Workshop  yang dilakukan memberikan mindset baru kepada masyarakat akan pentingnya memanfaatkan sumberdaya lokal secara lebih baik. Pemanfaatan tersebut dapat berdampak pada pemberdayaan lingkungan secara lebih optimal.
Pemanfaatan potensi lokal ini memberikan pandangan baru kepada masyarakat terlebih lagi bagi masyarakat yang bekerja di bidang pertanian. Inovasi teknologi seperti pupuk PGPR, pestisida nabati, dan biochar berbasis potensi lokal dapat dikembangkan hingga memiliki nilai baik itu bagi lingkungan maupun bagi masyarakat sendiri.
Porang dan potensi Desa Akar-akar yang dipresentasikan oleh Bapak Putra Anom menambah semangat bertani masyarakat. Hal ini dipicu oleh tanaman porang memiliki potensi yang sangat tinggi apabila dapat dikembangkan di Desa Akar-akar.
"Porang apabila dibudidayakan di Desa Akar-akar ini dapat dibilang memiliki potensi yang besar" kata Putra Anom kepada Peserta Workshop, Sabtu (5/02/2022).
Pertimbangan tanaman porang sebagai investasi masa depan didasari pada: (1) Porang dapat tumbuh hampir di semua jenis tanah, dengan rentang tempat tumbuh (berdasarkan tinggi tempat) dari dataran rendah hingga 1000 m dpl (Lahiya, 1993); (2) Porang tahan terhadap naungan dan dapat berproduksi atau menghasilkan umbi dengan baik meski tumbuh di bawah tegakan tanaman hutan (pohon) dengan tingkat naungan >50% (Jansen et al., 1996); (3) Porang dapat dibudidayakan selama beberapa tahun (3-5 tahun) sebelum umbinya dipanen (Heyne, 1987); (4) Secara ekonomis porang sangat menjanjikan karena merupakan komoditas export dengan nilai harga tinggi; (5) Umbi porang memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai bahan baku industri, bahan makanan, hingga bahan baku obat-obatan (Rosman dan Rusli, 1991). Tanaman tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan perawatan yang praktis.
Masyarakat dalam kegiatan cukup aktif dalam sesi diskusi. Keaktifan masyarakat ini menjadi dorongan bagi KKN MBKM 2021/2022 untuk terus dapat berinovasi di masyarakat.
b. Pelatihan
Kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk mempraktikan apa yang telah didapatkan melalui kegiatan workshop. Pelatihan yang dilakukan dalam kegiatan ini meliputi pelatihan pembuatan pupuk PGPR, biochar, pestisida nabati, dan budidaya porang.