Tapi tdk berhenti di setiap samping mobil dan meminta, atau setengah maksa membeli korannya.
Timbul rasa hormat saya pada pemuda ini. Semangat yang baik. Pasti dia punya ketegaran menjalani hidup yang serba keras ini
Setelah itu saya pun tidak merasa harus merasa iba sehingga harus membeli korannya setiap kali saya berhenti di lampu merah itu. Saya hargai dia. Dia tidak mau dikasihani... Dia mau diperlakukan bukan seperti orang cacat, tapi seperti orang kebanyakan yang bisa melangkah sempurna dengan kedua kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H