Adakah batas? Adakah cukup?
Jawabannya tidak akan pernah.
Kalau kita ikutkan terus, tidak pernah akan ada batas.
Kitalah yang harus membatasinya. Kitalah yang harus memilah-milahnya. Banyak sekali ketidakbahagiaan dan kekecewaan itu hidup karna keinginan kita yang terus menerus yang akhirnya menjadi keserakahan.
Kita ingin ini. Kita ingin itu. Sudah dapat ini. Mau dapat itu. Sudah dapat itu, mau lagi, mau lagi. Ayo, apa lagi.
Sayang sekali, seringkali segala sesuatu tidak seperti yang kita inginkan. Tidak semua yang kita mau menjadi kenyataan. Seperti yang saya uraikan di atas, mungkin dari 100% yang kita mau, hanya 50% yang kita dapat, kadang-kadang hanya 10% yang kita dapat.
Tapi karna kita tidak mendapatkannya lantas kita menjadi tidak bahagia. Kecewa. Sedih. Merasa semua tidak adil. Hidup juga ikut-ikutan tidak adil. Iman juga runtuh.
Tetapi... pernahkah kita melihat 50% yang kita sudah dapatkan? 30% yang kita sdh kita dapatkan? 10% yang telah kita dapatkan? Pernahkah kita bersyukur?
Pernahkah kita memperhatikan anak-anak kecil yang berdiri di lampu merah dan menjajakan koran seharga 2000 atau 3000 kepada kita dan sering sekali kita mengibaskan tangan kita untuk menolak dengan ketus?
Bagaimanakah kalau hidup kita seperti mereka hari ini? Apakah kita bahagia? Apakah anak - anak kecil itu berpikir untuk bunuh diri?
Mungkin ini jawabannya kenapa seringkali orang merasa hidupnya jauh lebih bahagia ketika hidupnya biasa-biasa saja.