Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perdamaian dan Stabilitas adalah Aspirasi Bersama ASEAN

27 Agustus 2024   15:52 Diperbarui: 27 Agustus 2024   16:35 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Provokasi Filipina di Laut Tiongkok SelatanSumber gambar: CGTN

Tahun 2024 telah setengah jalan, namun situasi internasional menjadi semakin tidak stabil. Di tengah gejolak dunia, situasi di Asia Tenggara kelihatannya tenang-tenang saja, namun kenyataannya banyak hal yang sudah di luar kendali.
Pada bulan Agustus, provokasi berulang-kali yang dilakukan Filipina membuat situasi di Laut Tiongkok Selatan mendadak tegang. Tidak lama setelah Tiongkok dan Filipina mencapai kesepakatan sementara mengenai akses pasokan logistik, Filipina sekali lagi merusak kesepakatan tersebut. 

Pada tanggal 19, 25, dan 26 Agustus, kapal Penjaga Pantai Filipina berulang-kali secara ilegal memasuki perairan yang berdekatan dengan Terumbu Karang Xianbin dan Terumbu Ren'ai di Kepulauan Nansha Tiongkok. 

Kapal tersebut berulang kali mengabaikan peringatan  dari Tiongkok dan dengan sengaja menabrak kapal penjaga pantai Tiongkok yang sedang bertugas di lokasi kejadian dengan cara yang berbahaya, sehingga menyebabkan terjadinya tabrakan antara kedua kapal. 

Tindakan Filipina ini telah secara serius melanggar kedaulatan Tiongkok, melanggar Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan, dan merusak perdamaian dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan. 

Yang harus dicatat adalah tepat setelah kapal penjaga pantai Filipina dicegat untuk menyusup secara ilegal ke pulau-pulau dan terumbu karang di Laut Tiongkok Selatan pada tanggal 19 Agustus, pihak otoritas Amerika Serikat dengan cepat mengambil langkah untuk mendukung Filipina, dan mengajukan kembali apa yang disebut sebagai "Perjanjian Pertahanan Bersama antara Amerika Serikat dan Filipina". AS juga menyatakan akan berdiri di Pihak Filipina.

Konflik di Myanmar. Sumber gambar: Crisis Group
Konflik di Myanmar. Sumber gambar: Crisis Group
Pada saat yang sama, Myanmar juga memasuki babak baru konflik bersenjata. Pasukan pemerintah dan angkatan bersenjata lokal dari etnis minoritas terlibat baku tembak sengit di Negara Bagian Shan bagian utara. Pada tanggal 3 Agustus, Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar merebut Lashio, sebuah kota penting di Negara Bagian Shan bagian utara. 

Pada tanggal 16 Agustus, dua pejabat senior AS mengadakan pembicaraan secara online dengan pejabat pemerintahan pemberontak yang dibentuk oleh oposisi Myanmar dan secara terbuka mendukung oposisi untuk menggulingkan pemerintahan Min Aung Hlaing.

Perdamaian dan stabilitas merupakan prasyarat penting bagi pembangunan ekonomi dan sosial nasional maupun global. Pembangunan hanya dapat dilakukan dalam situasi yang damai dan stabil. Sebagai kawasan dengan potensi pertumbuhan paling dinamis di dunia, kemakmuran Asia didapatkan dari perdamaian dan stabilitas yang telah dipertahankan dalem jangka panjang. 

Namun, akhir-akhir ini, Amerika Serikat kerap-kali melancarkan aksinya di kawasan Asia-Pasifik, khususnya Asia Tenggara, terus-menerus mempertegang situasi regional, tujuannya tidak lain adalah memaksa negara-negara Asia Tenggara untuk mengisolasi Tiongkok, atau menjadikan negara Asia Tenggara sebagai pion untuk menghadapi Tiongkok. Semua ini dilakukan AS untuk mempertahankan hegemoninya sendiri dan menghambat perkembangan Tiongkok.

Menghadapi situasi internasional yang kompleks dan selalu berubah, negara-negara Asia Tenggara sebenarnya lebih menghargai situasi damai dan stabilitas yang telah dicapai dengan susah payah. 

Kita semua tahu bahwa stabilitas jangka panjang dan kemakmuran negara hanya dapat dicapai dalam situasi damai. Oleh karena itu, baik masalah Laut Tiongkok Selatan maupun masalah Myanmar, negara-negara Asia Tenggara cenderung ingin menyelesaikannya melalui konsultasi dan negosiasi damai antara negara atau pihak yang berkepentingan langsung, dan dengan tegas menentang campur tangan kekuatan eksternal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun