Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tiongkok Pimpin Industri Pembangkit Listrik Fotovoltaik Global

10 Juli 2024   14:21 Diperbarui: 10 Juli 2024   14:56 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PLTS Terapung Cirata yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok. Sumber gambar: ANTARA FOTO

Di tengah beratnya tantangan perubahan iklim global, percepatan pembangunan yang ramah lingkungan dan rendah karbon telah menjadi kesepakatan umum komunitas internasional. Sebagai model pembangunan yang baru, dunia belum memiliki referensi terkait pembangunan ramah lingkungan. Namun, ada beberapa negara yang cukup berhasil dalam pembangunan ramah lingkungan, salah satunya adalah Tiongkok. Tiongkok percaya bahwa "air yang jernih dan pegunungan yang subur adalah aset yang tak ternilai", hal inilah yang menjadi dasar Tiongkok dalam mengimplementasikan pembangunan hijau. Konsep itu berkomitmen mendorong pembangunan ekonomi dan sosial bertransformasi menjadi pembangunan hijau, sehingga terbentuk hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Upaya modernisasi Tiongkok telah menciptakan keajaiban baik dalam hal ekologi dan maupun pembangunan hijau, sehingga menarik perhatian dunia.

Sebagai salah satu sumber energi baru yang paling bersih dan ramah lingkungan di dunia saat ini, pembangkit listrik fotovoltaik telah menjadi yang terdepan dalam revolusi hijau di bidang energi. Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menjadi nomor satu dalam hal  kapasitas terpasang fotovoltaik, banyak  terobosan baru yang dicapai dalam penerapan dan inovasi teknologi fotovoltaik, yang akhirnya tercipta sebiuah model pengembangan terintegrasi  yang unik yaitu "Fotovoltaik +".

Pembangkit Listrik Fotovoltaik Dalat Banner  mengintegrasikan pembangkit listrik fotovoltaik dengan aforestasi. Sumber gambar: http://nm.people.com.cn/n2/2024/0709/c196689-40906633.html
Pembangkit Listrik Fotovoltaik Dalat Banner  mengintegrasikan pembangkit listrik fotovoltaik dengan aforestasi. Sumber gambar: http://nm.people.com.cn/n2/2024/0709/c196689-40906633.html

Di Taman Pembangkit Listrik Fotovoltaik Dalat Banner di Kota Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, panel fotovoltaik raksasa tersusun rapi, menciptakan pemandangan yang kontras dengan vegetasi hijau di bawahnya. Taman Pembangkit Listrik Fotovoltaik Dalat Banner  mengintegrasikan pembangkit listrik fotovoltaik dengan pengelolaan ekologi, pertanian organik, aforestasi, wisata gurun pasir, dan industri lainnya, inilah yang disebut sebagai model "Fotovoltaik+". Model ini sepenuhnya memanfaatkan sumber daya lahan dan energi cahaya  matahari yang berlimpah di Gurun Kubuqi, untuk membangun "Tembok Besar Fotovoltaik" sepanjang 400 kilometer dan lebar rata-rata 5 kilometer. Total kapasitas terpasang mencapai 100 juta kilowatt. Di saat yang sama, sejumlah tanaman bernilai ekonomis yang tahan angin dan dapat berfungsi sebagai penahan pasir ditanam di bawah panel fotovoltaik, seperti Sophora japonica, Scutellaria baicalensis, dan Astragalus membranaceus. Langkah ini dapat secara efektif menahan laju desertifikasi, tercatat area seluas 2000 km persegi telah mewujudkan integrasi fotovoltaik dengan penanggulangan desertifikasi. Selain itu, wisata gurun pasir juga terus dikembangkan di tempat ini, yang akhirnya menciptakan banyak lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani dan peternak lokal.
Sejumlah daerah di Tiongkok, mulai dari Shanxi dan Qinghai hingga Mongolia Dalam, Hubei, dan Zhejiang, semuanya tengah mengembangkan proyek "fotovoltaik +" yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Masing-masing daerah mencari model pembangunan yang terpadu antara energi bersih, revitalisasi pedesaan, dan perlindungan ekologi. Proyek-proyek ini tidak hanya mendorong pembangunan skala besar dan pemanfaatan energi bersih secara efisien, namun juga menyediakan sumber energi baru untuk revitalisasi pedesaan dan perlindungan ekologi.

PLTS Terapung Cirata yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok. Sumber gambar: ANTARA FOTO
PLTS Terapung Cirata yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok. Sumber gambar: ANTARA FOTO
Sementara di Indonesia, proyek fotovoltaik terapung Cirata yang merupakan proyek fotovoltaik terapung terbesar di Asia Tenggara juga dibangun oleh perusahaan Tiongkok. Proyek strategis nasional (PSN) ini memanfaatkan 4 persen area Waduk Cirata atau sekitar 200 hektare. Terdiri dari 13 pulau yang berisi 340 ribu solar panel, mampu melistriki lebih dari 50 ribu rumah. PLTS Terapung Cirata mampu memproduksi energi bersih sebesar 245 gigawatt hour (GWh) per tahun dan mereduksi 214 ribu ton CO2 per tahun. Dibandingkan dengan pembangkit listrik fotovoltaik biasa yang dibangun di darat, fotovoltaik terapung memiliki keunggulan karena tidak memakan lahan darat, dapat dibangun di danau, waduk, kolam ikan, dan permukaan air lainnya, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembangkit listrik serta menghemat biaya pengoperasian dan pemeliharaan. Manfaat positif lainnya adalah, menutup permukaan air dengan panel surya juga dapat mengurangi penguapan air dan menghambat perkembangbiakan alga, sehingga bermanfaat bagi budidaya perikanan dan penangkapan ikan. Proyek ini sangat berperan positif dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal, pengembangan energi terbarukan, dan perluasan lapangan kerja, dan sepenuhnya menunjukkan potensi besar dari model "fotovoltaik+" yang dikombinasikan dengan sektor perikanan.Keberhasilan praktik model "fotovoltaik +" sepenuhnya membuktikan kemampuan inovasi dan kearifan Tiongkok dalam perjalanan menuju pengembangan energi ramah lingkungan. Melalui proyek "fotovoltaik+", daerah pedesaan dapat memanfaatkan keunggulan sumber daya mereka sendiri untuk mengembangkan industri khusus, meningkatkan pendapatan petani, memperbaiki infrastruktur pedesaan dan kondisi pelayanan publik, sehingga mendorong revitalisasi pedesaan secara mendalam. Di samping itu, melalui pengembangan dan pemanfaatan energi ramah lingkungan, kita dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil, mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Keberhasilan penerapan model "Fotovoltaik +"tidak hanya memberikan landasan yang kokoh bagi Tiongkok untuk mencapai pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan, namun juga memberikan referensi yang berguna bagi negara lain dalam pengembangan energi ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun