Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Perayaan Cap Go Meh di Tiongkok

23 Februari 2024   09:42 Diperbarui: 24 Februari 2024   02:40 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara merayakan Cap Go Meh di tiap daerah di Tiongkok juga berbeda-beda. Misalnya perayaan Cap Go Meh di kota Shantou, provinsi Guangdong, Tiongkok. Cap Go Meh di kota Shantou diramaikan dengan tari "Ying Ge", sebuah seni tari kuno yang memadukan unsur opera, tari, dan seni bela diri.

Tari Yingge, yang secara harfiah berarti tari lagu pahlawan dalam bahasa Mandarin, adalah tarian rakyat tradisional yang berasal dari daerah Chaoshan di Provinsi Guangdong di Tiongkok selatan.

Sejarah Tari Yingge dapat ditelusuri hingga Dinasti Ming, namun dipercaya merupakan transformasi dari "Tari Nuo", sebuah tari kuno berusia ribuan tahun yang dulunya merupakan bagian ritual keagamaan untuk mengusir setan, penyakit dan pengaruh jahat, serta untuk memohon berkah dari para dewa. 

Tari Yingge biasanya dipentaskan pada saat festival dan perayaan tertentu, para penari akan mengenakan kostum warna-warni, merias wajah mereka dan dilengkapi tongkat kayu pendek. 

Tidak seperti tarian pada umumnya yang dipertunjukkan di atas pentas, tari Yingge ditampilkan secara bebas di atas jalanan, para penari melangkahkan kaki ke sana dan ke sini, menggerakkan tongkat ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, gerak tari dilakukan dengan kuat dan penuh semangat. 

Tari Yingge sendiri sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional di Tiongkok sejak tahun 2006 silam.

Dalam beberapa tahun terakhir, Tari Yingge semakin populer di kalangan anak muda Tiongkok, tidak sedikit anak muda yang aktif mempelajari tarian Yingge, sehingga sangat membantu upaya pewarisan tarian Yingge ke generasi selanjutnya.

Hal di atas tentunya tidak terlepas dari beberapa faktor, pertama adalah upaya yang dilakukan pemerintah Tiongkok untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kompetensi budaya tradisional Tiongkok.

Kedua, di era digital, media sosial menjadi salah satu wadah penting untuk mempromosikan seni dan budaya tradisional. 

Banyak warganet Tiongkok yang merekam keindahan tari Yingge lalu mengunggahnya ke sosial media, sehingga semakin banyak anak muda mengenal Tari Yingge, lalu berinisiatif untuk mempelajari Tari Yingge. 

Dan terakhir adalah, Tarian Yingge terus berkembang dan berubah seiring perkembangan zaman. Dulunya Tarian Yingge hanya boleh ditampilkan oleh laki-laki, namun kini perempuan juga diperbolehkan untuk ikut serta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun