Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pasar Konsumsi Tiongkok Menggeliat Jelang Imlek Jadi Indikasi Kestabilan Ekonomi

24 Januari 2024   09:37 Diperbarui: 31 Januari 2024   19:23 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bazaar Imlek Beijing dipadati pengunjung. Foto: Dokumentasi Pribadi


Warga Tiongkok mulai sibuk mempersiapkan diri menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2024 yang akan jatuh pada 10 Februari 2024.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pusat perbelanjaan di Beijing, ibukota Tiongkok pun mulai dipadati pengunjung yang membeli berbagai barang kebutuhan Tahun Baru Imlek. 

Setiap harinya, tak kurang dari 20 ribu pengunjung memadati Bazaar Imlek Beijing yang berlangsung di National Agricultural Exhibition Center sejak 13 Januari lalu. 

Saya berkesempatan mengunjungi Bazaar Imlek Beijing belum lama yang lalu, ratusan gerai yang menjajakan aneka produk dari segala penjuru Tiongkok berkumpul di dalam venue seluas 20 ribu meter persegi.

Mengelilingi area bazaar tersebut, saya seakan-akan dibawa berkeliling Tiongkok, sembari mencicipi aneka tester makanan yang disediakan oleh tiap gerai. Mulai dari jajanan khas Beijing, kuaci Xinjiang, daging asap Yunnan, Bakpao "Goubuli" khas Tianjin hingga aneka produk pertanian dan hasil laut, tak lupa juga berbagai pernak-pernik Imlek yang serba merah, semuanya dapat dibeli di sini. 

Antusias pengunjung sangat jelas terlihat, semuanya menjinjing sejumlah kantongan yang berisi barang-barang untuk menyambut Imlek. Keadaan ini sangat berbeda dengan pemberitaan gencar media Barat dan prediksi pakar dari negara Barat, yang memproyeksikan keruntuhan ekonomi Tiongkok dalam waktu dekat.

Ramainya aktivitas ekonomi dan tingginya daya beli masyarakat Tiongkok merupakan sanggahan paling nyata dan tegas terhadap teori tidak berdasar negara Barat.

Sebaliknya, hal ini merupakan salah satu contoh indikasi positif dalam pemulihan ekonomi negara tersebut.

Keadaan di lapangan telah menjadi refleksi nyata dari data resmi yang diumumkan oleh Biro Statistik Nasional Tiongkok pada 17 Januari lalu, yakni Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok membukukan pertumbuhan 5,2 persen secara tahunan pada 2023, lebih tinggi dari target tahunan sekitar 5 persen.

Kontribusi Tiongkok terhadap pertumbuhan PDB global bahkan mencapai lebih dari 30 persen pada tahun 2023. Tiongkok secara resmi menjadi mesin pertumbuhan terkuat di dunia, mengungguli negara-negara besar lainnya.

Yang patut diperhatikan adalah konsumsi dalam negeri telah menjadi pendorong pertumbuhan yang signifikan dengan kontribusi sebesar 82,5 persen terhadap pertumbuhan PDB Tiongkok, dengan penjualan ritel barang konsumsi meningkat 7,2 persen menjadi lebih dari 47,15 triliun yuan.

Tingginya konsumsi dalam negeri secara langsung memberikan sinyal pemulihan ekonomi Tiongkok pasca pandemi, juga menunjukkan keyakinan dan kepercayaan diri konsumen bahwa perekonomian Tiongkok mampu melewati masa-masa sulit.

Di samping itu, indeks harga konsumen Tiongkok mencatat kenaikan sebesar 0,2%, menciptakan kontras yang signifikan dengan tingginya tingkat inflasi yang tengah melanda beberapa negara di dunia.

Peningkatan indeks harga konsumen Tiongkok dapat dianggap sebagai sinyal positif, mengingat kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Meskipun beberapa negara menghadapi tekanan inflasi yang tinggi, Tiongkok mampu menjaga stabilitas harga konsumen, mencerminkan keberhasilan negara tersebut dalam mengelola kebijakan ekonomi dan respons terhadap pandemi.

Dengan pencapaian ini, China diperkirakan akan terus memainkan peran sentral dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global. Perkembangan ekonomi China pada tahun lalu menciptakan optimisme terkait dengan potensi pemulihan ekonomi global secara lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun