Mohon tunggu...
Rudyanto Rijadi
Rudyanto Rijadi Mohon Tunggu... profesional -

Pengrajin Arsitektur dan Interior, domisili di Sawangan Depok dan Denpasar

Selanjutnya

Tutup

Money

Online Atau Tidak, Pemenangnya Tetap Kapitalisme

24 Maret 2016   18:36 Diperbarui: 24 Maret 2016   18:46 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika harga kendaraan baru entry level ( xenia, avanza, mobilio ) 150 juta dengan DP 20% , maka mitra harus siap dana minimal 30 juta diluar asuransi, dengan cicilan 4 jutaan selama 5 tahun. Dengan demikian anda bisa menyimpulkan sendiri, apakah profil driver2 umum yang memang perlu kerja di negeri kita bisa melakukannya?

Bisakah profil2 driver2 umum yang memang perlu kerja itu bisa memiliki modal untuk beli kendaraan tunai?
Bisakah "sinergi lembaga keuangan" yakin dengan profil driver2 yang memang butuh kerja tersebut? yang tidak punya domisili tetap, rekening PLN, rekening 3 bulan terakhir, atau berbagai syarat wajib pengajuan pinjaman.

"Sinergi lembaga keuangan" pasti lebih yakin dengan fixed income, dan yang masuk adalah investor yang memiliki modal DP dan portofolio pinjaman yang baik untuk ambil kendaraan, memberikan pekerjaan kepada driver agar bisa setor, dan setorannya untuk angsuran mobil, sampai lunas. The new small blue bird.

Kita riang gembira dengan "sharing economy" ini karena bisa jadi kita adalah memiliki peluang menjadi investor tersebut. Semua berhak gembira, karena dalam ekonomi liberal semua memiliki hak yang sama asal punya modal. Itu saja. Jika anda memang mitra uber dan menarik kendaraan anda sendiri itu lain ceritanya. Berarti anda memang pejuang koperasi ideal.

Lalu dimana posisi driver yang butuh kerja? Akhirnya kita menempatkan driver tersebut kembali dalam dasar segitiga kapitalisme, dan tetap menempatkan pemilik modal di tengah segitiga itu , dan masih saja ditekan oleh kapitalisme lama yang paling susah, mbah nya kapitalisme, raja nya kapitalisme, yakni industri keuangan. Percayalah , mereka tidak peduli apakah "sharing economy" , "koperasi "atau apalah sebutan, yang ada adalah pergeseran investasi. Profit adalah utama.

Dalam keseharian 24 jam kita sebagai manusia produktif, bisa jadi dalam 8 jam kita menjadi produsen, dan 16 jam sisanya kita menjadi konsumen. Bagi yang memberikan keuntungan terbanyak kepada konsumen dia akan unggul karena konsumen adalah raja

Bahwa konsumen adalah raja, maka konsumen harus dituntut bijak, karena jika tidak bijak maka akan cenderung menjadi tirani ekonomi kecil. Raja yang bijak akan melakukan pembagian rejeki kepada rakyat, melakukan dialog, bertanya kepada siapapun, pihak yang rakyat kalah maupun yang menang. Dialog dengan driver yang memang tidak punya modal untuk DP sebesar 20% karena memang modalnya hanya SIM. berdialog kepada driver yang modal 9 jt untuk mengangsur setoran Vios kepada koperasi, sehingga memahami keresahan mereka terhadap ekonomi gaya baru ini.

Jangan berlebihan memandang sharing economy sebagai solusi atas pemerataan ekonomi. Itu adalah mutasi Kapitalisme. Kapitalisme tidak akan pernah mati, itu sudah naluri kita sebagai "homo homini lupus", naluri untuk menjadi lebih unggul, hawa nafsu atas kenikmatan dan keuntungan. Yang membatasi hanya nurani.

Kita ucapkan selamat datang pada kapitalisme gaya baru ini sambil berdaptasi untuk semakin membuka diri untuk saling bersaing meningkatkan kompetensi dan pelayanan, tanpa mengurangi empati dan melakukan berbagi yang sebenarnya, bukan melakukan "berbagi berbulu domba".

Jika kita kebetulan punya karyawan, sayangilah mereka dan kita harus lebih cerdas lagi untuk inovasi agar dapur mereka ngebul.
Biarkan saja bisnis melakukan predatory terhadap bisnis pesaing, asal kita tidak melakukan predatory terhadap sesama
Barangkali kita bisa bikin genre baru, Kapitalisme Guyub Rukun.

Salam Kapitalis !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun