Seringkali orang-orang yang berani menantang kondisi terburuk, orang-orang yang berani mentertawakan kondisi terburuk yang mereka kawatirkan -- justru kita dapati sebagai orang-orang yang menang dan seringkali tidak mendapati terjadinya kondisi terburuk yang mereka kawatirkan sebelumnya.
FOKUS PADA SOLUSI
Mari fokus pada solusi,bukan pada masalah, kalimat ini sudah sering kita dengar, dan itu memang benar.
Jika sumber ketakutan kita adalah kelangsungan hidup dalam hal ekonomi, fokuslah pada peluang-peluang pekerjaan atau usaha, bukan terus memikirkan makin dalam kesedihan kita.
Jika sumber ketakutan kita adalah kesehatan kita, fokuslah pada bagaimana menghindari penularan virus , bagaimana meningkatan stamina dan immune , tentu dengan vitamin,mineral, dan olah raga, bukan terus mengkawatirkan kondisi tubuh kita.
Jika sumber ketakutan dan kekawatiran kita adalah kematian, mari dekatkan diri kepada Tuhan, sadarilah bahwa kematian adalah siklus hidup semua manusia, dan jangan terus-menerus dihantui kematian.
Namun demikian, segala usaha untuk fokus pada solusi ,tetaplah harus dengan santai dan nyaman, bukan dengan ketakutan atau kawatir. Â Â Bahagia dan nyaman tetaplah harus menjadi gaya hidup kita, yang tidak boleh dirusak oleh apapun juga. Â Hidup hanya sekali, hidup adalah anugerah, maka amatlah disayangkan jika kita tidak menikmati kebahagiaannya.
Berpikir, bekerja, ataupun berusaha, tetaplah harus dalam ketenangan, dan kenyamanan, tetap santai, dan tidak terlalu memacu diri. Â Sebab hasilnya juga seringkali kurang maksimal dalam pemacuan diri, seringkali ada hal-hal yang terlewatkan atau ketinggalan, dan pemacuan diri(ngotot)seringkali akan menyebabkan gangguan pada kesehatan kita.
JADIKAN KEBAHAGIAAN SEBUAH KEBIASAAN
Jangan pernah menghukum diri, jangan pernah menyesali apapun yang sudah kita lakukan dimasa lampau, semua kesalahan atau kebodohan yang pernah kita lakukan dimasa lampau adalah sebuah proses pendewasaan, proses pembelajaran, jadi jangan pernah menyesalinya secara berlebihan, sebab kita semua adalah manusia, dengan segala kelemahannya.
Anak-anak sudah mencapai usia 20, itu sudah cukup merupakan prestasi bagi kita, selebihnya, tentang masa depan mereka jangan terlalu dikawatirkan jika kita tidak mampu lagi. Â Ingat, masa depan dan nasib tidak ada yang bisa memprediksi dengan tepat, segalanya bisa berbalik dengan cepat. Â Nikmatilah hari tua kita.