Terlebih setelah lulus kuliah, aku pergi jauh merantau ke luar propinsi, bekerja ,dan beberapa tahun kemudian aku ditempatkan keluar pulau yang makin jauh, sehingga ketika ada reuni kecil untuk bertemu dan makan bersama di sebuah restaurant 2 tahun lalu,aku tidak bisa menghadirinya, demikian juga Heni yang tak bisa hadir entah karena apa.
Ya, reuni kecil itu memang benar-benar kecil, hanya ada sekitar 15an orang dan 2 guru yang hadir, aku hanya mendapat kabar cerita melalui handphone .
Setelah reuni kecil itu, aku mulai tersambung dengan beberapa kawan melalui handphone, melalui sms atau kadang saling telepon.
Melalui 2 kawan perempuan aku juga dengar kabar bahwa saat ini Heni mengidap penyakit kanker dengan stadium 3, dan 2 kawan perempuan tersebut beberapa kali mengunjungi Heni di rumahnya.
Itu sebabnya suatu hari aku juga teringat dan tergerak menelpon Heni untuk menyambung kembali pertemanan yang lama telah terpisah. Dua kali aku menelponnya, dan pada pembicaraan yang kedua ini…, aku tanya kabarnya lagi..
” lagi apa,Hen..?”.
“hehe.. lagi nonton TV “,sahutnya dengan gembira..
“Udah masak ..?”,kutanya basa-basi lagi.
“hehe..anak cewekku yang masak,Fian,…aku gak bisa banyak gerak atau banyak kerja..” tetap dengan nada agak gembira untuk menutupi sesuatu.
“Oo..ya,ya..” aku teringat sakit kanker payudaranya yang sudah stadium 3.
“ Untung ya kamu punya 2 anak cewek Hen..hehe.., jauh lebih telaten dan pengertian, dibanding anak cowok kayak 2 anakku..hehe..”,aku coba menghiburnya agar bisa mensyukuri yang ada.