Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita Indonesia Mulai Ingin Childfree, Tiru Korea dan Jepang?

13 November 2024   11:56 Diperbarui: 13 November 2024   12:02 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup childfree (era.id)

Fenomena mengejutkan.

Ya, menarik dan mengejutkan untuk dibahas.

Ternyata wanita Indonesia belakangan ini ogah punya anak.

Coba kita perhatikan yang berikut ini.

BPS (Biro Pusat Statistik) mencatat ada 8,2% wanita usia subur (15-49 tahun) memilih "gaya hidup" childfree.

Istilah childfree itu berasal dari kata child dan free.

Child artinya anak atau bayi, sedangkan free artinya bebas.

Jadi pola hidup childfree adalah pola hidup dimana wanita ingin hidup bebas tanpa mempunyai anak atau bayi yang dilahirkan dari rahimnya.

Sebagai catatan, survei seperti yang disebutkan di atas (8,2%) hanya untuk mereka yang tidak menggunakan alat kontrasepsi bersama pasangannya.

Jadi tentunya, akan lebih banyak lagi prosentasenya, jika dilibatkan wanita dan pasangannya yang menggunakan alat kontrasepsi.

Mereka tidak ingin mempunyai bayi.

Berbagai alasan bisa diungkapkan mengapa wanita-wanita tersebut tidak ingin punya momongan.

Seperti wanita tersebut tidak mempunyai kesuburan, masalah kesehatan, tidak mempunyai organ reproduksi yang sempurna yang menimbulkan risiko jika mengandung atau melahirkan baik bagi ibu maupun janinnya.

Dalam kasus-kasus tertentu, cukup banyak wanita yang ingin mempunyai anak namun mereka kesulitan dengan alasan tertentu, uang untuk biaya hidup nantinya tidak menjadi masalah bagi mereka.

Alasan wanita tipe tersebut karena mereka ingin menjadi ibu yang menyalurkan kasih sayang mereka kepada anaknya, sehingga mereka tidak kesepian.

Data BPS lain menemukan lebih banyak wanita lulusan SLA yang memilih hidup childfree daripada wanita jebolan S1 dan S2.

Alasannya jelas karena lulusan SMA itu mengalami kesulitan ekonomi di tengah melambungnya biaya hidup, sehingga mereka tidak merasa mampu untuk berumahtangga atau punya anak.

Data BPS lainnya (2023) mencatat Pulau Jawa menjadi wilayah dengan wanita yang ingin childfree.

Sebagian besar mereka yang berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Pada masa Pandemi Covid-19 dimana pemerintah membatasi ruang gerak masyarakat keluar rumah, wanita yang ingin childfree menunjukkan angka yang menurun.

Namun fenomena sebaliknya terjadi pada tahun 2020 di Jakarta dan Jawa Timur dimana prosentase wanita yang ingin childfree mengalami peningkatan.

Kondisi tersebut menimbulkan asumsi Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak warga Indonesia mengalami penurunan daya beli.

Seperti diketahui, Pandemi Covid-19 itu berimbas kepada banyaknya karyawan yang di PHK, perekonomian menjadi mandeg.

Mereka jadinya sulit untuk mendapatkan pekerjaan atau berusaha yang mengakibatkan penghasilan mereka menurun drastis sehingga melemahkan daya beli mereka.

Dilihat dari sudut lain, BI mencatat telah terjadi penurunan jumlah kelas menengah Indonesia sejak Pandemi Covid-19 tahun 2019 dan masih terus berlangsung hingga saat ini.

"Puncaknya" terjadi pada bulan Mei hingga September 2024 dimana perekonomian Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun.

Hal itu menandakan menurunnya daya beli masyarakat.

Kasus ini mengingatkan kepada Korea Selatan dan Jepang dimana di kedua negara tersebut prosentase wanita yang memilih childfree mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.

Wanita-wanita di Korea Selatan dan Jepang khawatir mereka tidak bisa memenuhi biaya hidup karena kesulitan ekonomi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun