Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Money

Terungkap Biang Kerok Pabrik Tekstil Bertumbangan, Banjir Produk Cina?

5 November 2024   09:06 Diperbarui: 5 November 2024   09:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang "muncul" ke permukaan saat ini adalah PT Sri Isman Rejeki Tbk (SRIL) yang heboh di media bangkrut.

Sritex mempunyai utang lebih dari Rp 25 triliun yang belum dilunasi dan dengan demikian nasib puluhan ribu karyawannya terkatung-katung, mereka terancam PHK.

Tapi menurut Danang Girindrawardana, Ketua Umum API (Asosiasi Pertekstilan Indonesia) Sritex hanyalah satu dua perusahaan tekstil yang mengalami tekanan yang bertubi-tubi.

Dilansir dari CNBC ada dua perusahaan tekstil lainnya yang mengalami kasus seperti Sritex, yaitu PT Pan Brothers (PBRX) dan PT Century Textile Industry (CNTX), mereka terikat PKPU.

Baca juga: Mirip Sritex,

Selain 3 yang mengalami masalah hukum seperti yang disebutkan di atas, ada 37 perusahaan tekstil lainnya yang tutup selama dua tahun belakangan ini.

Hal tersebut diungkapkan Danang Senin (4/11/2024) dalam RDPU Baleg DPR RI.

Para pengamat ekonomi mengatakan ada tiga penyebab utama mengapa perusahaan tekstil mengalami dead lock.

Yang pertama karena banjirnya produk impor. Yang kedua karena Permendag 8/2024. Dan yang ketiga karena lemahnya daya beli masyarakat.

Danang menyoroti dua penyebab di antaranya yaitu banjirnya produk impor dan Permendag 8/2024.

Kesemua pabrik yang tutup seperti yang disebutkan di atas mempunyai masalah yang sama yaitu banjirnya produk tekstil (TPT) impor dari luar negeri terutama Cina.

TPT itu masuk ke Indonesia dengan ilegal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun