perusahaan tekstil akhir-akhir ini memang kurang diminati para stock holders.
Pengamat pasar modal William Hartanto mengatakan saham-sahamMenurut Hartanto yang juga founder WH Project ini hal tersebut dikarenakan perusahaan-perusahaan tekstil tersebut memiliki likuiditas yang minim.Â
Hal tersebut dikatakan Hartanto kepada Tempo, Kamis (31/10/2024).
Senada dengan Hartanto, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan saham perusahaan tekstil kurang diminati publik lantaran likuiditas nya yang rendah.
Tren sekarang ini, PT Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang.Â
Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan empat menterinya untuk menyelamatkan PT Sri Rejeki Isman Tbk sehingga dapat menghindari dirumahkannya para karyawan.
Keempat menteri Kabinet Merah Putih yang ditugaskan Prabowo yang dimaksud adalah Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, dan Menteri Keuangan.
PT Sritex mempunyai utang sebesar Rp 25 triliun yang belum mampu dilunasi.
Oleh karenanya tak heran tangis para karyawan Sritex pecah usai pernyataan dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer yang mengatakan bahwa para karyawan Sritex tidak akan di PHK.
Pernyataan itu dikatakan Ebenezer saat mengunjungi pabrik Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (28/10/2024).
(Wakil) Menteri yang akrab disapa Noel tersebut mengatakan pemerintah tidak akan membiarkan perusahaan tekstil seperti Sritex pudar, bahkan tidak boleh ada satupun perusahaan tekstil lainnya mati.
Dilansir dari tempo.co, ada perusahaan tekstil raksasa lainnya yang kini sedang berjuang untuk tidak pailit seperti Sritex.
Dia adalah PT Pan Brothers Tbk.
Pada Jum'at (22/11/2024) nanti, masa perpanjangan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang) PT Pan Brothers Tbk akan jatuh tempo dan dijadwalkan akan disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Liabilitas perusahaan yang berkode PBRX di BEI hingga Maret 2024 itu yang jangka pendek dan panjang mencapai Rp 8,8 triliun yang terdiri dari utang pajak, utang pihak ketiga, dan utang usaha.
Permohonan PKPU tersebut berdampak negatif terhadap BEI (Bursa Efek Indonesia), saham PBRX cuma berharga Rp 23.
Notasi khusus diberikan BEI selain karena adanya permohonan PKPU, terlambat menyerahkan financial statement, dan harga saham yang kurang dari Rp 51 selama 6 bulan.
Seperti apa yang dikatakan Wakil Menteri Ketenagakerjaan di atas bahwa tidak boleh ada perusahaan tekstil yang mati karena selain mengganggu perekonomian juga karyawannya berpotensi di PHK.
Masa keemasan sebuah perusahaan tekstil di masyarakat adalah saat menjelang Hari Raya terutama Idul Fitri dimana di atas kertas pada saat itu permintaan akan produk tekstil akan melonjak drastis.
Selain itu, perusahaan juga akan meraup cuan yang banyak saat memenangkan tender pembuatan seragam pakaian dinas, sekolah, ABRI, dan pegawai negeri.
Selain itu juga pembelian dari masyarakat secara langsung.
Yuk selamatkan industri tekstil kita.
Apakah Prabowo juga akan mengeluarkan perintah kepada para menterinya untuk menyelamatkan PT Pan Brothers seperti kepada PT Sritex?
Kita nantikan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H