Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mirip Sritex, 'Historia' Raksasa Tekstil Pan Brothers yang Tengah Melawan Pailit

1 November 2024   12:25 Diperbarui: 1 November 2024   13:08 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pabrik PT Pan Brothers Tbk di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (jatengprov.go.id)

Pengamat pasar modal William Hartanto mengatakan saham-saham perusahaan tekstil akhir-akhir ini memang kurang diminati para stock holders.

Menurut Hartanto yang juga founder WH Project ini hal tersebut dikarenakan perusahaan-perusahaan tekstil tersebut memiliki likuiditas yang minim. 

Hal tersebut dikatakan Hartanto kepada Tempo, Kamis (31/10/2024).

Senada dengan Hartanto, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan saham perusahaan tekstil kurang diminati publik lantaran likuiditas nya yang rendah.

Tren sekarang ini, PT Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang. 

Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan empat menterinya untuk menyelamatkan PT Sri Rejeki Isman Tbk sehingga dapat menghindari dirumahkannya para karyawan.

Keempat menteri Kabinet Merah Putih yang ditugaskan Prabowo yang dimaksud adalah Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Perdagangan, Menteri BUMN, dan Menteri Keuangan.

PT Sritex mempunyai utang sebesar Rp 25 triliun yang belum mampu dilunasi.

Oleh karenanya tak heran tangis para karyawan Sritex pecah usai pernyataan dari Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer yang mengatakan bahwa para karyawan Sritex tidak akan di PHK.

Pernyataan itu dikatakan Ebenezer saat mengunjungi pabrik Sritex di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (28/10/2024).

(Wakil) Menteri yang akrab disapa Noel tersebut mengatakan pemerintah tidak akan membiarkan perusahaan tekstil seperti Sritex pudar, bahkan tidak boleh ada satupun perusahaan tekstil lainnya mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun