Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

RI di Peringkat Ke-3 'Bangsa' Paling Lapar Asia Tenggara, Pertanda Indonesia Miskin?

18 Oktober 2024   12:16 Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapar (bobo.grid.id)

Lapar?

Ya, makanlah supaya perut tidak keroncongan lagi.

Mengapa itu kok ditanyai dan dipermasalahkan lagi?

Betapa miskinnya pun seseorang masakan makan saja tidak bisa atau tidak mampu membeli?

Namun dibalik fenomena itu ada di antara "saudara-saudara" kita yang bahkan tidak mampu membeli makanan atau makan hanya sedikit sehingga masih lapar.

Oleh karenanya menarik apa yang dirilis oleh FAO (Food Agricultural Organization) berikut ini.

Pada Jum'at (18/10/2024) Organisasi Pangan dan Pertanian tersebut merilis skor GHI (Indeks Kelaparan Global) negara-negara di dunia (127 negara).

Uniknya negara kita, Indonesia, mendapatkan skor 16,9 dan dengan demikian FAO mengkategorikan Indonesia berada di "tingkat kelaparan sedang"

Darimana organisasi tersebut memberikan skor GHI pada suatu negara?

Berikut faktor-faktor apa saja yang dijadikan patokan FAO memberikan skor GHI suatu negara.

Semakin tinggi skor nya maka itu menandakan semakin tinggi pula parahnya kelaparan suatu negara.

- kematian anak 

Angka kematian anak di bawah usia lima tahun mencerminkan kondisi kesehatan umum dan akses kepada layanan kesehatan.

- wasting 

Wasting pada anak di bawah lima tahun mencerminkan terjadinya malnutrisi yang akut.

Wasting adalah berat badan yang rendah dibandingkan dengan tinggi tubuh.

- Stunting 

Stunting atau pertumbuhan tubuh yang terhambat pada anak usia di bawah lima tahun.

- Kekurangan energi kalori 

Ini adalah prevalensi yang tidak mendapatkan cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Kendati Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 127 negara dan berada di "tingkat kelaparan sedang" seperti yang sudah disebutkan di atas.

Namun di wilayah Asia Tenggara Indonesia berada di peringkat ketiga "paling parah" dengan skor 16,9 tadi.

Negara paling parah di Asia Tenggara adalah Timor-Leste dengan skor 27.

Di tempat kedua diduduki Laos dengan skor 19,8.

Indonesia di peringkat ke-3 (16,9).

Selanjutnya setelah Indonesia ada Myanmar di peringkat ke-4 dengan skor 15,7.

Kamboja di peringkat ke-5 dengan 14,7.

Filipina di peringkat ke-6 dengan 14,4.

Malaysia di peringkat ke-7 dengan 12,7.

Vietnam di peringkat ke-8 dengan 11,3.

Dan Thailand di peringkat ke-9 dengan skor 10.

Tidak ada Brunei Darussalam dan Singapura dalam daftar itu, apakah ini menunjukkan kedua negara itu sudah "kenyang" karena seperti diketahui tingkat pendapatan perkapita kedua negara tersebut termasuk tinggi?

Penduduk Indonesia harus "kenyang".

Oleh karenanya GHI yang dirilis FAO tersebut sangat penting untuk data dan evaluasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Indonesia "lapar sedang"

Penduduk Indonesia harus "kenyang"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun