Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Back to work

Refreshing

Selanjutnya

Tutup

Money

Harbolnas Sepi di Tengah Tren Deflasi?

10 Oktober 2024   09:35 Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:47 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harbolnas 12.12 (winpay.id)

Tidak salah dan momen yang tepat jika Harbolnas digelar pada akhir tahun.

Di negara-negara barat hari belanja ini digelar pada akhir tahun karena mayoritas penduduk mereka kristen dimana 25 Desember merupakan Hari Natal dan cuti libur panjang bersama akhir tahun.

Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, sulit rasanya jika hari belanja nasional digelar menjelang hari raya lebaran dan cuti panjang di sekitarnya karena penetapan hari raya Idul Fitri itu mundur sekitar 11 hari setiap tahunnya di kalender Masehi.

Tahun 2024 ini merupakan ulang tahun Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) yang ke-12.

Harbolnas pertama kali digelar pada tahun 2012 tepatnya pada 12 Desember.

Benar-benar cantik Harbolnas yang pertama kali itu. Lihat saja 12.12.12.

Banyak promo cantik yang digelar toko-toko online pada waktu itu, begitu pula sesudahnya. Setiap tahunnya digelar promo dengan kode 12.12.

Apakah Harbolnas yang keren tahun 2024 ini tetap digelar di tengah tren deflasi?

Nailul Huda, Direktur Celios (Center of Economics and Law Studies), mengatakan dengan gelaran Harbolnas diharapkan ada backbounce atau lompatan daya beli masyarakat seiring dengan adanya pendapatan tambahan dari bonus akhir tahun.

Daya beli masyarakat masih bisa disalurkan di masa-masa hari belanja itu.

Dengan kata lain Nailul Huda mengatakan Harbolnas tahun ini tetap digelar, platform e-commerce tidak akan terdampak deflasi yang melanda RI lima bulan terakhir.

Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun dari Mei sampai September 2024.

Deflasi September 2024 ini (0,12 persen) bahkan tercatat sebagai yang paling parah jika dibandingkan dengan bulan yang sama selama lima tahun terakhir.

Sejumlah pengamat ekonomi memprediksi bulan Oktober ini masih tetap terjadi deflasi.

Ini merupakan deflasi terburuk yang menimpa perekonomian Indonesia sejak 1999. 

Terakhir kali Indonesia mengalami deflasi adalah pada masa Covid-19 tahun 2019 lalu.

Data BPS (Biro Pusat Statistik) juga mencatat Indonesia mengalami deflasi beruntun sebelumnya pada periode 2008-2009.

Deflasi adalah kondisi penurunan harga-harga barang dan jasa. 

Kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk membeli barang dan jasa tersebut karena dengan jumlah uang tertentu yang dikeluarkan mereka mendapatkan barang yang lebih banyak.

Namun di balik itu ada juga sisi negatif dari kondisi deflasi tersebut.

Banyak diskon dan penawaran menarik pada Harbolnas 12.12 terlebih nya.

Dan itu sudah terjadi di tanggal cantik akhir tahun lainnya. Seperti promo 9.9, 10.10, dan 11.11.

Memanfaatkan promo tanggal kembar itu merupakan kesempatan mendapatkan barang yang diinginkan.

Cukup banyak yang memberikan tips dalam menerapkan cara hidup hemat. 

Salah satunya dengan memanfaatkan promo tanggal cantik tersebut.

Salah satu penyebab dari melemahnya daya beli masyarakat adalah karena kelas menengah itu terkena PHK,  pengangguran, dan mereka yang dirumahkan lainnya.

Oleh karenanya dan sayangnya promo Harbolnas dan tanggal cantik lainnya seperti yang disebutkan di atas tidak berlaku buat mereka (yang terkena PHK, yang dirumahkan, dan pengangguran).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun