Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Move on

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Waspada, Terlalu Banyak Screen Time pada Anak Bisa Sebabkan Gangguan Bicara

11 Mei 2024   11:21 Diperbarui: 11 Mei 2024   18:01 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak menonton gadget (madaninews.id)

"Udah jangan lama-lama nontonnya, nanti matanya rusak...," kata saudara saya kepada anaknya yang sering nonton gadget.

Anak lelakinya (3 tahun) memang doyan nonton.

Video yang paling disukainya adalah "shark".

Sampai-sampai dia bisa menirukan, menyanyikan lagu anak-anak yang populer itu.

Baby shark... Du du du du..

Mami shark du du du du..

Papa shark du du du du...

Semakin berkembangnya teknologi maka semakin banyak dan canggih yang memudahkan pekerjaan manusia termasuk salah satunya gadget.

Penggunaan gadget di era kekinian dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan merupakan bagian dari gaya hidup.

Begitu pun memudahkan kita untuk mendapatkan hiburan, dari gadget.

Namun benar, penggunaan gadget atau screen time secara berlebihan harus dibatasi terlebih untuk anak-anak, karena berdampak membahayakan kepada emosional, perkembangan otak, atau pertumbuhan.

Psikologis klinis Rosdiana Setyaningrum menjelaskan salah satu efek dari anak-anak yang terlalu banyak terpapar screen time adalah gangguan bicara.

Seperti diketahui anak berusia 2 tahun kemampuan bicaranya belum muncul. Hal tersebut perlu dirangsang oleh orangtuanya.

Anak yang terlalu banyak screen time maka dia berisiko akan mengalami gangguan bicara.

"Kita frustasi ketika anak diajak bicara, tapi dia tidak mengerti," kata Rosdiana.

Tak heran karenanya banyak orangtua yang membawa anaknya untuk terapi. Orangtua tidak tahu kalau sebenarnya anaknya mengalami gangguan bicara. Orangtua menganggap anaknya terkena autis.

"Banyak orangtua menganggap anaknya autis," tambah Rosdiana.

Saat anak tersebut menjalani terapi dengan mengurangi screen time, hasilnya anak-anak tersebut perlahan-lahan mulai bisa bicara.

"Begitu dikurangi paparan screen time, anak itu mulai bisa bicara," kata Rosdiana.

Disini jelas paparan screen time mempengaruhi tumbuh kembang anak dan otaknya.

"Jangan lama-lama nontonnya," si Mbak juga turut menasehati, selain orangtuanya.

Dalam menonton perangkat elektronik itu si anak memang jarang menonton televisi, hanya doyan nonton video anak-anak.

Bukan hanya untuk anak-anak, screen time terlalu banyak juga membahayakan untuk orang dewasa dari segala usia.

Harus ada batasan terkena paparan screen time seiring dengan kemajuan teknologi yang mau tidak mau berdampak penggunaan teknologi canggih itu untuk segala keperluan mulai dari berselancar online, hiburan, dan sebagainya.

Lantas berapa durasi yang ideal untuk screen time perangkat-perangkat elektronik seperti komputer, laptop, tablet, gawai, televisi, video game, itu?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan penggunaan perangkat elektronik untuk anak-anak.

Bayi dibawah usia satu tahun tidak boleh terpapar layar elektronik sama sekali.

Usia 2-4 tahun tidak boleh screen time lebih dari satu jam.

Tujuan dari panduan tersebut adalah agar anak-anak melakukan aktivitas yang lebih sehat serta membiasakan berolahraga dan menjaga kualitas tidurnya.

Screen time adalah durasi berapa lama seseorang mengonsumsi konten dari berbagai perangkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun