Gengsi menunjukkan kalau mereka punya uang dan berobat di negeri orang.
Kalau itu memang masalahnya, maka agar negara kita tidak merugi maka pemerintah harus memberikan rasa bangga mereka kepada bangsa sendiri. Uang harus dialirkan di negeri sendiri.
Sepertinya uang tidak masalah bagi mereka, kalau memang kemampuan berobat dan fasilitas di dalam negeri sama atau lebih baik, maka mereka akan mengalirkan uangnya di dalam negeri.
Salah satu "saksi" orang Indonesia yang berobat ke luar negeri itu sempat saya lihat sendiri.
Di Kompasiana, Jum'at (26/4/2024), ibu Meike Juliana Matthes curhat, menceritakan beliau berobat sakitnya di Jerman, Katharinen Hospital Stuttgart.
Semangat terus ibu Meike.
Tempo bahkan menyebutkan lebih banyak lagi WNI yang berobat ke luar negeri, yaitu sekitar 2 juta orang.
Dengan bebagai pertimbangan mulai dari transparansi dokter dan rumah sakit, kualitas layanan, biaya obat-obatan dan pengobatan yang mahal di dalam negeri, kekurangan dokter spesialis, dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai di negeri sendiri.