Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Move on

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lebaran, Haruskah Ada Kecemburuan Sosial antara Bangsawan dengan Kaum Dhuafa?

2 April 2024   09:10 Diperbarui: 2 April 2024   15:30 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran kaum bangsawan (mediaindonesia.com)

Sesudah habis Ramadhan, umat Muslim menanti tibanya sholat ied.

Setelah semalam terdengar takbir akbar merayakan kemenangan menahan hawa nafsu tibalah esok umat merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Makan ketupat dengan opor ayam, kue-kue, saling bersilaturahmi, dan sungkeman kepada orangtua.

Ada banyak kisah di dalamnya, ada air mata kebahagiaan berderai saat merayakan hari yang fitri tersebut.

Hari Raya Idul Fitri dirayakan dengan bahagia oleh semua kalangan mulai dari kaum bangsawan, kelas menengah, maupun kelas bawah.

Mereka semua sama-sama merayakan kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa menahan lapar dan dahaga.

Perbedaannya, dari sudut materi dimana para pejabat, artis, pengusaha merayakannya dengan kemewahan.

Namun kelas bawah dan mereka yang kurang beruntung merayakannya dengan kesederhanaan.

Mereka yang berpenghasilan pas-pasan itu cukup dengan berpakaian baru di Hari Raya Idul Fitri ini, serta membuat atau membeli penganan sekedarnya.

Tidak jarang kondisi ini juga masuk dalam agenda keadilan yang merupakan program pemerintah untuk memeratakan kekayaan agar tidak muncul kecemburuan sosial di masyarakat.

Bayangkan jika para artis, pejabat pemerintah, dan kaum bangsawan lainnya merayakan lebaran ini dengan pakaian mahal, hidangan mahal, berwisata yang "wah", bersantai di villa mereka, dan sebagainya.

Sedangkan kaum kecil cukup dengan apa adanya saja.

Tak jarang kondisi seperti itu menimbulkan kecemburuan sosial. 

Dimana mereka sedih dalam perbandingan dirinya dengan si kaya.

"Ah andai saja aku seperti Raffi Ahmad.... maka aku dan keluargaku akan hidup senang...," demikian mereka membayangkan.

Oleh karena itu pemerintah merancang program pemerataan keadilan untuk menghilangkan kecemburuan sosial di masyarakat.

Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk sering memberi, bersedekah, dan berzakat kepada orang lain yang berkekurangan dan yang sangat membutuhkannya.

Terlebih di bulan Ramadhan ini, bulan yang penuh Rahmat dan Ampunan, memberi kepada yang berkekurangan harus diperbanyak.

Di akhir Ramadhan, umat Muslim yang berkecukupan diwajibkan untuk membayar zakat, baik zakat mal maupun zakat fitrah.

Selain untuk menyempurnakan ibadah Ramadhan, zakat juga untuk membersihkan harta.

Agar setidaknya kaum dhuafa dapat turut merasakan keberkahan di hari Raya Lebaran.

Bangsawan Muslim dan yang berkecukupan dapat menikmati Hari Raya Idul Fitri dengan sejahtera, kaum dhuafa pun demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun