Kejadian ini terjadi pada saat liburan panjang Hari Raya Idul Fitri yang lalu.
Di kampung halaman pada waktu itu saya ingin menarik uang tunai dari mesin ATM.
Setelah memasukkan kartu kedalam slot, muncul tulisan di layar monitor, "nomor PIN Anda salah".
Saya coba yang kedua kalinya.
Sama juga. Di monitor "PIN Anda salah".
Saya coba lagi yang ketiga kalinya.
Masih juga muncul tulisan "PIN Anda salah".
Jadinya kartu ATM saya terblokir.
Bagaimana solusinya, saya tanya-tanya ke Mbah Google.
Mbah Google menyarankan agar saya menghubungi operator Bank yang bersangkutan.
Maka saya pun menghubungi operator Bank lewat telepon rumah.
Jawaban pertama dari operator adalah "oke. Nama ibu kandung?" Tanyanya.
Saya sebutkan.
"Apakah Anda masih ingat nomor PIN Anda?"
"Ya. Masih," jawab saya.
"Baik. Saya akan bantu memulihkan kartu Anda. Dalam waktu 24 jam sudah bisa digunakan lagi," katanya.
Menurut Mbah Google, jika masih ingat nomor PIN maka kartu bisa diaktifkan lagi.
Tapi kalau sudah tidak ingat, harus menghubungi kantor Bank yang bersangkutan.
Disini terlihat jika Bank selalu menanyakan nama ibu kandung?
Mengapa mana ibu kandung dijadikan Bank sebagai sandi keamanan?
Dilansir dari berbagai sumber, ini sebabnya mengapa Bank selalu menggunakan nama ibu kandung sebagai sandi keamanan.
Semua orang punya ibu kandung
Dengan demikian setiap orang dapat dengan mudah menyebutkan nama gadis ibu kandung mereka, kendati banyak yang menambahkan nama ayah atau suami mereka di belakangnya.
Alhasil, jika kartu Anda jatuh ke tangan orang jahat, maka orang itu tidak bisa menyebutkan nama ibu kandung.
Banyak orang tak mengetahui ayah kandungnya
Banyak orang dilahirkan dengan tidak mengetahui nama ayah kandung mereka. Sehingga metode nama ibu kandung sangat tepat.
Nama ayah banyak diminta dalam akses data
Jika diminta mengisi formulir maka yang biasa diminta adalah nama ayah kandung. Dengan demikian adanya nama ibu kandung lebih aman.
Sehingga tidak semua orang tahu nama ibu kandung si pemilik rekening Bank.
Nama ibu jarang dipakai sebagai nama belakang
Nama marga yang dipakai di belakang nama biasanya nama ayah.
Misalnya Benny Pandjaitan, Tanto Sitompul, dan sebagainya.
Alhasil nama ayah menjadi mudah ditebak.
Banyak wanita ikut nama suami
Ketika seorang wanita menikah, banyak di antara mereka yang meninggalkan nama keluarganya, lalu wanita itu mengunakan nama suaminya di belakang namanya.
Banyak pula setelah menikah maka dia hanya dikenal sebagai isteri dari suaminya saja.
Misalnya ibu Rudy, ibu Supardjo, dan sebagainya.
Nama ibu kandung juga tidak tercantum dalam dokumen manapun, kecuali KK.
Dengan demikian, maka penggunaan nama ibu kandung sebagai sandi keamanan lebih efektif dimana cuma pihak keluarga saja yang mengetahuinya, sehingga bisa meminimalisir tindakan penipuan atau pembobolan Bank.
Sementara nama ayah, secara tidak sadar sudah menyebar kemana-mana.
Seumpama di ijazah, kolom nama orangtua/wali, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H