Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Don't cry
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Move on

Selanjutnya

Tutup

Money

Perubahan Pola Transaksi Masyarakat ke Platform Online, Menyebabkan Pasar Offline Sepi?

29 November 2023   09:05 Diperbarui: 29 November 2023   09:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paket datang (gatra.com)

Berapa kali dan seberapa sering Anda membeli barang dari e-commerce?

Jawabannya tentu bermacam-macam.

Ada yang sering, berapa kali sebulannya, ketagihan, dan sebagainya.

Ada e-commerce, ada pula pasar tradisional.

Banyak orang bilang pasar tradisional ini sekarang sepi.

Apakah itu akibat maraknya muncul platform online?

Pasar offline sepi bisa diakibatkan oleh berbagai faktor.

Akses transportasi yang sulit untuk didapatkan guna mencapai pasar offline itu menjadi faktor utama sepinya pasar tradisional.

Untuk ke pasar offline tersebut mereka juga harus mengeluarkan biaya transportasi dan keluar rumah.

Sekarang ada platform online.

Tidak usah keluar rumah, konsumen tinggal memilih dan memilah barang yang dibutuhkannya di e-commerce.

Apalagi akses internet kini juga sudah semakin mudah dijangkau seiring dengan kemajuan teknologi.

Di e-commerce juga lebih banyak ditawarkan diskon dan promo yang menarik ketimbang di pasar tradisional.

Itulah perubahan gaya hidup masyarakat.

"Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa pasar offline sepi. Dari sisi lokasi atau akses kenyamanan pembeli. Ya, banyak faktor yang perlu ditinjau kembali," kata Direktur Eksekutif Asosiasi E-commerce Indonesia (IDEA), Arshi Andini, Selasa (28/11/2023).

Lebih lanjut Arshi mengatakan platform online ini menawarkan konsumen kenyamanan dalam melakukan transaksi tanpa harus keluar rumah untuk mencari barang yang dibutuhkannya.

Perubahan pola transaksi masyarakat ke depannya menurutnya bahkan akan lebih banyak menggunakan platform online.

Berdasarkan data e-economy sea 2023, nilai transaksi e-commerce terus mengalami peningkatan sejak tahun 2021.

Nilai transaksi sepanjang tahun 2021 mencapai 48 miliar USD atau setara Rp 741,47 triliun.

Tahun 2022 mencapai 58 miliar USD atau setara Rp 895 triliun.

Dan tahun 2023 diproyeksikan mencapai 62 miliar USD atau setara Rp 957,74 triliun.

"Menjelang akhir tahun akan naik mengingat ada Natal dan Tahun Baru. Banyak masyarakat yang menggunakan momen ini," tambah Arshi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun