Catatan yang dibuat oleh Greysia/Nitya itu merupakan kali pertama Indonesia meraih lagi medali emas setelah 36 tahun sebelumnya.Â
Adalah pasangan Verawati Fajrin/Imelda Wigoena yang merebut medali emas itu pada Olimpiade 1978.
Greysia/Nitya terus tampil impresif sejak meraih medali emas itu hingga peringkat dunianya merangkak menjadi ranking 2 BWF, tepatnya sejak Januari 2016.
Selama aktif bertandem, Greysia/Nitya berhasil menggondol berbagai gelar mulai dari Thailand Open, Chinese Taipei Open, Korea Open, hingga Singapore Open.
Sayangnya, di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 Greysia/Nitya tampil kurang memuaskan dengan hanya mampu mencapai perempatfinal.
Pada akhirnya, ganda putri andalan merah-putih itu harus berpisah karena Nitya dibekap cedera lutut dan memutuskan gantung raket pada tahun 2019.
Setelah Greysia/Nitya, belum ada lagi ganda putri Indonesia yang mampu meraih medali emas Asian Games.
Di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus puas mengantongi medali perunggu setelah langkahnya dihentikan oleh Ayaka Takahashi/Misaki Matsumoto di semifinal.
Menarik dinantikan apakah di Asian Games 2022 ini pasangan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang menjadi andalan Indonesia mampu merebut medali setelah tampil cukup apik dalam beberapa turnamen terkahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H