Setelah Purbasari melaksanakan perintah suaminya dengan mandi di telaga itu, Purbasari merasa sangat girang saat berkaca di telaga itu, penyakit kulitnya sudah hilang.
Adapun telaga dimana Puteri Purbasari itu mandi kemudian menjadi kolam seiring dengan perkembangan jaman.
Bahkan mata air yang berada sekitar 100 meter dari Situs Gunung Cupu itu kini oleh warga dipisahkan dibuat seperti bak.
 Disebut Mata Air Caringin karena dulunya di sekitar mata air Caringin itu ada sebuah pohon caringin (beringin) yang besar yang sekarang sudah tumbang.
Lebih jauh Ade mengatakan warga yang datang ke lokasi itu secara mandiri karena disana tidak ada yang menjadi kuncen (juru kunci), tidak ada ritual apapun.
Mereka yang datang hanya mengambil air dalam galon atau botol plastik.
"Memang airnya tidak pernah kering, walau musim kemarau panjang. Airnya pula cukup jernih," kata Ade.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI