Mohon tunggu...
Ruddy Siregar
Ruddy Siregar Mohon Tunggu... -

Hidup adalah Perjuangan, dan Selalu Berpihak pada Kebenaran

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Setya Novanto, Apa Lagi yang Kau Cari di Golkar?

16 Februari 2016   10:22 Diperbarui: 16 Februari 2016   10:53 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto, menyatakan dirinya siap maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar. Novanto tetap akan maju menjadi orang nomor 1 di partai berlambang beringin itu, walaupun kita tau dia masih menjalani proses hukum terkait kasus pemufakatan jahat permintaan saham PT Freeport Indonesia  atau popular disebut “Papa Minta Saham” yang saat ini tengah disidik Kejaksaan Agung.

Novanto sangat percaya diri bahwa kasus itu tidak bisa menghalanginya untuk maju sebagai caketum Golkar karena belum terbukti bersalah, lantas pelanggaran kode etik yang terbukti di MKD DPR apa? Dan mundur dari jabatan ketua DPR itu juga apa? Bukankah itu bentuk pengakuan bahwa memang melakukan pemufakatan jahat dan meminta-minta saham, parahnya bawa-bawa nama Presiden dan wakil Presiden lagi.

Jika Dia sedikit memiliki rasa malu, untuk apa lagi mencalonkan diri sebagai ketua umum partai Golkar. Pengamat Politik Indostrategi Pangi Syarwi Chaniago menyarankan, lebih baik Novanto tidak mencalonkan diri. Menurutnya walaupun tidak ada aturan yang melarang Novanto menjadi Ketua Umum Partai Golkar, namun banyak hal yang harus diperhatikan. Selain kasus pencatutan nama Presiden, Novanto juga banyak menjadi sorotan publik Misalnya, karena capaian legislasi yang rendah hingga karena kehadiran Novanto di kampanye bakal calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Selain itu menurut pengamat ini, Belum tentu juga semua kader DPD I dan II bisa menerima Novanto karena cacat etika. Sanksi sosial menyulitkan dan menjadi batu sandungan Novanto menjadi Ketum Golkar.

Sementara menurut Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar menilai, jika Novanto tetap maju dan terpilih, maka citranya yang sudah negatif bisa berpengaruh terhadap citra Partai Golkar. Jadi, Novanto secara etis tidak pantas maju sebagai caketum Golkar.

Baca: Ketika Setya Novanto Ingin Jadi Ketua Umum Golkar...

Bagaimana nasib Golkar ke depan bila dipimpin orang seperti Novanto? Bagaimana citra Golkar di mata masyarakat? Apa lagi yang dicari Novanto di Partai Golkar? Pertanyaan-pertanyaan itu biarlah kader Golkar dan masyarakat yang menjawabnya, semua pasti cerdas melihat dan mengharapkan Golkar ke depan semakin jaya dan berkarya untuk Bangsa.

Nah, lantas pemimpin seperti apa yang pantas memimpin Golkar dalam konteks sekarang ini? pemimpin muda, bisa merangkul semua kubu atau faksi, memiliki pengalaman politik yang memadai dan bisa menjaga rekonsiliasi Golkar sehingga menjadi kekuatan besar untuk berkarya demi kepentingan rakyat. Itulah yang dibutuhkan Golkar.

Baca Ini: Refleksi Menjelang Munas, Partai Golkar Butuh Pemimpin Muda dan Pemersatu serta Berpengalaman

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun