Mohon tunggu...
Rudolf Gamaliel Toripa
Rudolf Gamaliel Toripa Mohon Tunggu... Administrasi - Siswa

P

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Capek Belajar

27 Agustus 2024   20:26 Diperbarui: 27 Agustus 2024   20:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

      Di hari Senin yang cerah, Kiel sedang belajar bersama ibu Welvi.

      "Anak-anak, kita akan belajar tentang majas ya. Ibu akan menjelaskan dengan cepat tentang majas, dan kalian sudah harus bisa menghafalnya dalam 1 jam" Kata ibu Welvi. 

      Kelas Kiel yang mendengar itu langsung protes, dan minta waktu lebih lama untuk menghafal. Tetapi, ibu Welvi tidak mendengarkan mereka, dan tetap menyuruh mereka menghafal. 

      "Anak-anak, waktu 1 jam cukup untuk menghafal semua itu" Kata ibu Welvi menjawab kelas Kiel. 

      "Iya ibu kami bisa, bisa stres! " Sahut dari Kiel. 

      "Ibu heran sama kalian, kok materi semudah itu tidak bisa kalian hafal? Terlalu manja kalian ini" Kata ibu Welvi.

      "Wah, iya ibu. Kami memang manja. Belajar berbagai mata pelajaran, dan jeda istirahat hanya sebentar, sampai membuat kami pusing, stres, dan tertekan memang terlalu manja" Balas Kiel. 

      "Kiel, ibu menyuruh kalian begini, supaya saat ujian kalian bisa menjawab dengan benar. Ibu juga harus mengejar materi agar kalian tidak terlambat" Jawaban ibu Welvi, menjawab sindiran Kiel. 

      "Kami tahu bu, ibu mencoba mengejar pelajaran. Tapi bayangkan, kalau dalam sehari ada 5 mapel, dan semua mapel pun melakukan hal yang sama dengan ibu. Apa ibu tidak kasihan dengan kami? Kami memerlukan jeda dulu ibu, agar kami tidak tertekan. Kami pun sebagai siswa capek bu harus tertekan oleh tugas, dan ujian, di sekolah, maupun di rumah. Jadi bu, lebih baik menggunakan metode mengajar yang lain, agar anak-anak tidak tertekan, dan tidak capek belajar" Kata Kiel meluapkan perasaan para siswa. 

      Ibu Welvi yang mendengar itu menjadi paham, dan merubah metode mengajarnya, agar siswa siswi tidak lagi tertekan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun