Atau kita lupa jika Indonesia belum terbentuk dan masih dinamakan Nusantara, Nusantara banyak penganut Kejawen, Hindu Budha dan aliran kepercayaan lain. Lalu Islam dan Kristen masuk melalui pedagang dan para misionaris. Pada saat itu toleransi dan salin menhormati sudah terbangun. Kita ingat, saat dua misionaris dari barat inin menyebarkan agama Kristen di Papua, mereka meminta izin ke Sultan Ternate yang beragama Islam. Sultan mempersilakan bahkan mengutus orang Ternete menjadi penunjuk jalan bagi para misionaris ini.
Bangsa kita dibangundengan kondisi seperti itu ;  dengan kerendahan hati menerima orang yang berbeda keyakinan bahkan warna kulit dan bahasa. Berjuang bersama-sama merebut kemerdekaan dan mempertahankannya. Itu sebabnya Pancasila  lahir ; dengan keberagaman yang tidak bisa dipungkiri dalam kenyataan dan sejarah.
Sehingga jika satu golongan merasa bahwa keyakinannya layak menjadi dasar negara bahkan falsafah hidup bangsa ini, hal itu semacam kesalahan yang berulang-ulang sehingga seperti kebenaran. Memaksakan syariat islam sebagai dasar negara adalah kesalahan pandangan berbangsa bahkan berbahaya. Â Ini sama saja dengan menerapkan efek ilusi kebenaran pada pandangan yang salah.
Ini yang harus diluruskan dan pasti kita tidak mau hidup dalam efek ilusi kebenaran bukan ?
*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H