Baru-baru ini grup legendaries The Rolling Stone meluncurkan lagu baru yang berjudul Living in a Ghost Town yang bercerita tentang kota yang sepi akibat warga kota harus mengisolasi di rumah karena pandemic Covid-19.
Grup ini memang salah satu orang terdampak karena pandemic ini karena sebelumnya mereka menyiapkan tur mereka namun batal karena pandemic ini . Mereka juga sudah menyiapkan beberapa lagu yang siap diluncurkan ke public, namun batal juga karena virus ini. Lalu mereka menciptakan Living the Ghost Town ini.
Ketika menciptakan lagu baru kali ini, Mick Jagger berbicara soal rasa simpatinya terhadap orang-orang yang terdampak Covid-19 antara lain karena ratusan juta orang yang kehilangan pekerjaan dan menderita karena pandemic ini.
Dia merasa beruntung karena dia punya kemampuan untuk bertahan untuk menghadapi ini semua. Â Kita ketahui Inggris merupakan negara dengan tingkat pandemic cukup parah mengingat jumpah orang positif korona yang cukup banyak.
Anggota the Rolling Stone adalah satu dari bermilyar warga dunia yang merasa kehilangan aktivitas mereka karena pandemic ganas ini. Mereka juga bagian dari orang yang akan kehilangan banyak pendapatan karena aktivitas yang terganggu.
Kesunyian, kehilangan, pembatasan adalah kata yang mulai akrab dengan kita karena virus korona kali ini. Kota dan orang merasa sunyi karena terpisah dengan keluarga besarnya, atau karena dilarang mudik.
Banyak orang yang meninggal karena korona dan banyak juga orang yang kehilangan pekerjaan karena ini. Karena kehilangan sumber mata pencaharian, banyak orang menderita.
Pambatasan juga adalah kata yang makin akrab dengan kita saat ini. Kita tak  bisa lagi dekatan dengan orang satu dengan yang lain, kita tak bisa mengunjungi mall favorit kita, bahkan untuk sekolah dan bekerjapun kita dibatasi dengan mengerjakannya di rumah.
Dengan kata lain pandemic menjauhkan kita dari hal-hal yang menyenangkan dan membuat kita bahagia karena untuk sementara kita tak bisa melakukannya.
Saat ini pada masa ini kita memasuki bulan puasa yang berlangsung sebulan lamanya sebelum memasuki Idul Fitri. Tahun ini adalah Ramadan yang istimewa, puasa istimewa.
Puasa hakekatnya juga membatasi kita pada hal-hal yang kita butuhkan pada jam jam tertentu yaitu makan. Kita tak bisa makan pagi dan siang pada jam biasanya. Tapi puasa punya segudang manfaat yaitu mengekang hawa nafsu kita dan melatih untuk menahan diri terhadap sesuatu.
Tanpa menyamakan pandemic korona dengan puasa, hal mungkin kita petik dari masa sulit ini adalah satu titik kita memang harus mengekang diri sendiri terhadap hal-hal yang kita sukai dan mengingat semuanya sebagai anugerah dari Allah. Dan Allah akan memberi kenikmatan kembali jika kita bersyukur padaNYa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H