Apa itu Literasi Digital?
Dilansir dari vida.id Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, dan perangkat digital lainnya untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi secara kritis.Â
Bagaimana hubungan antara Literasi Digital dengan Keamanan Data?
Hubungan Keamanan Data dengan Literasi Digital
Literasi Digital mencakup seluruh kemampuan dalam mengelola data sehingga  menjadi hal dasar dalam mengelola keamanan data. Keamanan data merupakan hal yang perlu dijaga bagi setiap individu dan kelompok masyarakat. Sejak berlangsungnya pandemi dunia maya berkembang begitu pesat, memungkinkan munculnya potensi baru pada kehidupan manusia. Begitu juga dengan perkembangan ilmu data engineering yang berkembang memungkinkan pengelolaan data yang akurat. Dengan faktor tersebut nilai dari data sendiri meningkat.
Dampak Kebocoran Data
 Bila suatu data bocor maka hal berikut bisa terjadiÂ
 1. Pembobolan rekening
bila data suatu nama dari seseorang jatuh ke tangan orang yang akan melakukan tindakan kriminal dan penipuan terutama jika data tersebut digabungkan dengan kebocoran data lainnya seperti tanggal lahir, memungkinkan terjadinya pembobolan rekening
2. Pencurian akun medsos
kebocoran data berbahaya bagi masyarakat . Peretas  dapat memanfaatkan data masyarakat untuk berbuat jahat seperti penipuan.
Salah satu jenis data yang lazim bocor adalah kredensial alias pasangan username dan password buat masuk ke berbagai akun, seperti media sosial, email, hingga platform streaming online seperti Netflix.
Efek lanjutannya adalah, misalnya, pelaku meminta transfer uang kepada teman di medsos dengan berpura-pura menjadi orang lain.
3. Penyamaran kejahatan
Data pribadi yang dicuri bisa digunakan untuk membuat identitas palsu yang kemudian dipakai untuk melakukan tindakan jahat. Contohnya terorisme. Efeknya, korban dan keluarga yang data pribadinya dipakai tersebut akan mendapat tuduhan sebagai teroris atau kelompok pendukungnya. Sementara, penjahat aslinya bebas melenggang.
4. Pencatutan nama pinjol
Pelaku kejahatan juga bisa mengajukan peminjaman di aplikasi pinjaman online (pinjol) dengan bermodalkan data-data yang sudah bocor. Modusnya, peretas mengumpulkan data KTP dari data-data yang bocor. Mereka bisa mengajukan pinjaman untuk menarik sejumlah uang dari aplikasi pinjaman online yang kurang baik sistem pemeriksaannya.
Hal ini pernah terjadi dalam kasus yang diungkap seorang netizen. Temannya disebut mendapet transferan dari rekening tak dikenal Ro20 juta. Kontak WhatsApp tak dikenal kemudian menghubungi calon korban dan mengaku "salah transfer."
Ternyata setelah ditelusuri yang mengirim adalah salah satu akun pinjaman online. Orang tersebut mendapat uang Rp20 juta bersih.
5. Teror telepon
Data nomor telepon yang bocor kepentingan marketing hingga scam. Jangan heran jika Anda banyak mendapat penawaran jasa atau produk dari perusahaan antah berantah padahal Anda tak pernah memberi nomor kontak.
Yang lebih meyakinkan adalah penelepon juga sudah mengetahui nama lengkap Anda dan data-data detil lainnya.
Lebih jauh, kasus yang banyak terjadi juga adalah penipuan scam via telepon atau pesan WhatsApp.
Dengan data-data lengkap yang dimiliki, tak heran pelaku bisa meyakinkan calon korbannya.
6. Target politik
Data-data bocor yang dikumpulkan bisa dipakai untuk rekayasa sosial hingga profiling korban. Salah satu aplikasinya adalah pemetaan dan pengarahan preferensi dukungan politik. Misalnya, berdasarkan umur dan demografi penduduk berdasarkan lokasi, hobi, hingga jenis kelamin. Big data tersebut bisa digunakan untuk sosialisasi politik.
Meningkatkan Keamanan Data dengan Literasi Digital
1. Gunakan Kata Sandi yang Kuat dan Unik
- Kata Sandi Kompleks: Buat kata sandi yang kuat dengan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol.
- Kata Sandi Unik: Gunakan kata sandi yang berbeda untuk setiap akun untuk mengurangi risiko jika satu akun diretas.
2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA)
- Verifikasi Tambahan: Autentikasi dua faktor menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan mengharuskan verifikasi kedua selain kata sandi, seperti kode yang dikirim ke ponsel Anda.
3. Perbarui Perangkat Lunak Secara Berkala
- Patch Keamanan: Pastikan sistem operasi, aplikasi, dan perangkat lunak keamanan selalu diperbarui dengan patch keamanan terbaru untuk menutup celah yang bisa dimanfaatkan peretas.
4. Waspadai Email dan Pesan Phishing
- Jangan Klik Tautan Mencurigakan: Hindari mengklik tautan atau membuka lampiran dari email yang mencurigakan atau tidak dikenal.
- Verifikasi Pengirim: Periksa kembali alamat email pengirim dan jangan mudah percaya dengan email yang meminta informasi pribadi.
5. Gunakan Perangkat Keamanan yang Handal
- Antivirus dan Antimalware: Instal perangkat lunak antivirus dan antimalware yang handal untuk melindungi komputer dari ancaman berbahaya.
- Firewall: Aktifkan firewall untuk memantau dan mengontrol lalu lintas jaringan yang masuk dan keluar.
6. Backup Data Secara Berkala
- Salinan Cadangan: Lakukan backup data penting secara berkala ke penyimpanan eksternal atau layanan cloud untuk mencegah kehilangan data akibat serangan ransomware atau insiden lainnya.
7. Edukasi dan Pelatihan
- Kesadaran Keamanan: Tingkatkan kesadaran tentang keamanan siber dengan mengikuti pelatihan dan edukasi secara rutin.
- Simulasi Serangan: Ikuti simulasi serangan seperti phishing untuk memahami bagaimana serangan tersebut terjadi dan cara menghadapinya.
8. Gunakan Jaringan yang Aman
- Hindari Wi-Fi Publik: Hindari menggunakan jaringan Wi-Fi publik untuk transaksi penting atau akses data sensitif. Gunakan VPN jika harus terhubung ke jaringan publik.
- Keamanan Router: Pastikan router Wi-Fi rumah dilindungi dengan kata sandi yang kuat dan enkripsi yang tepat.
9. Manajemen Akses
- Hak Akses Terbatas: Berikan hak akses yang sesuai dengan kebutuhan dan tanggung jawab. Hindari memberikan hak akses administratif jika tidak diperlukan.
- Kelola Akses dengan Ketat: Pantau dan atur akses ke sistem dan data sensitif dengan kebijakan yang ketat.
10. Periksa Aktivitas Akun
- Monitor Aktivitas: Pantau aktivitas akun Anda secara rutin untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan.
- Laporan Keamanan: Gunakan laporan keamanan dari layanan yang Anda gunakan untuk mendapatkan informasi tentang upaya login yang mencurigakan atau aktivitas tidak biasa lainnya.
Referensi
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230718050914-192-974649/6-bahaya-kebocoran-data-dan-cara-mengatasinya https://surabaya.telkomuniversity.ac.id/menjaga-keamanan-di-era-digital-pentingnya-cybersecurity/
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H