Mohon tunggu...
Rita Ruditasari
Rita Ruditasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillahirrahmanirrahim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maraknya Kejahatan di Tengah Pandemi Covid-19

5 Mei 2020   12:27 Diperbarui: 5 Mei 2020   18:54 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak kabar – kabar tentang pencurian di mana – mana, termasuk di lingkungan saya. Keberadaan maling yang selalu berkeliaran di malam hari dengan mencuri bahan pangan seperti beras, hewan ternak seperti kambing dan domba sampai kendaraan transportasi. Ini sangat meresahkan warga, apalagi kelincahan maling pada saat menghindar dari tangkapan warga.

Menurut keterangan dari warga yang ikut memburu pencuri tersebut, si pelaku membawa senjata tajam seperti celurit, pisau dan memakai pakaian – pakaian gelap. Mungkin sebuah taktik atau strategi mereka dalam melakukan hal tersebut. 

Dengan seperti ini kejahatan tersebut bisa dikatakan sebuah perencanaan yang sangat  matang dan ada unsur kesengajaan. Ada di berbagai kejadian yang telah terjadi, pada saat maling tersebut di kejar warga mereka melarikan diri ke hutan lalu menghilang, entah bersembunyi atau punya kekuatan super untuk berlari cepat tapi hal tersebut memang bukan hal logis mungkin hanya ada di dunia kartun saja. 

Namun ini bukan sebuah bualan semata, tapi ini fakta yang terjadi di lingkungan saya.  Fakta berbicara dalam tayangan berita di tvOne tentang seorang bapak – bapak usia 54 tahun yang terlibat baku hantam dengan pelaku pencurian, yang di mana pelaku hendak mencuri di rumahnya. 

Ini terjadi di Sukajadi, Rancah-Ciamis tepat berdekatan dengan kampung saya. , dan akhir dari baku hantam tersebut pelaku berhasil melarikan diri. Dan sekarang warga sepakat membentuk tim penanganan kejahatan bersama TNI dan Polri.Tayangan ini bisa di lihat di vidio di bawah ini


Hal yang di sayangkan lainnya, ada segelintir orang yang memanfaatkan keadaan ini sebagai kesempatan dalam mendapatkan uang sumbangan, dengan mengedepankan muka penyemprotan disinfektan, ini memang sebuah jiwa kemanusiaan yang baik dengan ikut menyelenggarakan pencegahan wabah virus agar tidak menyebar sebagai tindak penyelamatan kesehatan.

Namun apakah dibenarkan untuk menarik sumbangan setelah menyemprotkan disinfektan tersebut? Keadaan ini memang menimbulkan tanda tanya besar, karena kebijakan ini memang datang dari pemerintah atau inisiatif mereka. 

jawaban terbesar, sebuah kebijakan dari pemerintah, tapi pertanyaannya apakah ini disemprotkan pada pengendara yang jika melewati jalan tersebut mereka akan selalu di semprot?

Malah maksud saya, mungkin ini akan banyak merugikan warga dengan kemungkinan dapat menimbulkan hal lain seperti alergi atau penyakit kulit lainnya jika secara terus- menerus. Dan anehnya, ini hanya ada di lingkungan saya tidak di desa – desa lain maupun di kota – kota dari lingkungan saya.

Bersamaan dengan ini, para tenaga medis yang senantiasa berusaha dalam perjuangan mengemban tugas kesehatan serta menangani pasien – pasien yang terkena virus corona yang tak kenal lelah, dan rakyat yang senantiasa tidak mengindahkan ketetapan pemerintah dengan physical distancing ini. Sebenarnya yang ingin terhilang dari corona ini siapa? Hanya dia kah? Mereka kah? 

Bukankah kita semua? Jadi mari kita bersama- sama melawan covid-19 ini dengan tetap di rumah dan biarkan tenaga medis yang berperan dan pemerintah yang mengutarakan. Karena jika pemimpin saja tidak di dengar, mau siapa lagi yang kita dengar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun