Mohon tunggu...
Rudolf W
Rudolf W Mohon Tunggu... Seniman - Robot pekerja.

Hobi olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pikirkan Lagi Sebelum Ikut Nyalon di Pilwakot Semarang

8 Juli 2024   18:07 Diperbarui: 8 Juli 2024   19:09 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENJADI wali kota bukanlah pekerjaan yang ringan. Ada banyak tantangan dan tanggung jawab yang harus dihadapi, terutama di kota sebesar Semarang.

Saya lihat di video CNN yang wawancara dengan Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita), waktu itu, dalam sehari, Mbak Ita menghadiri Musrenbang di 4 (empat) kecamatan: Gayamsari, Semarang Timur, Pedurungan, dan Genuk, setelah itu, melakukan inspeksi mendadak di Pasar Penggaron. Malamnya, masih ada acara lagi. Ternyata ini biasa. Sabtu dan Minggu tidak ada libur, kalau mau pekerjaan tuntas. Ini untuk tugas yang sudah "terjadwal". Menghadapi bullying di media sosial, nggak termasuk tugas seorang wali kota, padahal yang bukan pekerjaan ini juga melelahkan.

Sebagus apapun pekerjaan sebelumnya, sudah pasti ada masalah yang belum terselesaikan. Semuanya on-going. Grafik penurunan stunting, misalnya, kalau nggak di-maintain, nggak didampingi, risikonya angka bisa turun. Orang sangat mudah menganulir prestasi. Yang bekerja bersama, belum tentu terlihat di media.

Yang sudah pasti, masalah bersama di Semarang adalah masalah semua orang. Beberapa terlihat belum selesai, namun sebenarnya on-going, seperti serial drakor. Ini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara maraton, terklasifikasi, dan dijalankan bersama. Nggak bisa sambil rebahan seperti nonton Netlix.

Masalah banjir dan rob adalah isu yang selalu menghantui Semarang. Setiap tahun, wali kota harus menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini agar warga bisa hidup dengan nyaman. Memerlukan kebijakan yang tidak hanya reaktif, tetapi juga proaktif untuk mencegah terjadinya banjir di masa depan. Ini melibatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, untuk mendapatkan dana dan dukungan teknis yang memadai.

Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatasi ini dengan bekerja sama dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. Presiden Jokowi sendiri yang meninjau proyek pengendalian rob di Tambak Lorok Semarang.

"Ini adalah proyek pengendalian rob dan penataan kawasan kampung nelayan di Tambak Lorok yang panjangnya untuk tanggul robnya ini 3,6 kilo (meter), sepanjang 3,6 kilo untuk pengendalian rob yang ada di Tambak Lorok dan juga penataan kampung nelayan. Saya kira dalam jangka 30 tahun minimal itu bisa menahan rob yang terjadi," ujar Presiden Jokowi dalam keteranganya usai peninjauan.

Selain itu, peningkatan investasi dan menekan angka pengangguran menjadi salah satu tugas utama yang harus dihadapi oleh seorang wali kota. Ini membutuhkan kebijakan yang cerdas dan inovatif. Mengundang investor ke kota tidak cukup dengan hanya menawarkan lahan dan fasilitas, tetapi juga menciptakan iklim investasi yang kondusif. Ini berarti penyederhanaan birokrasi, pemberian insentif pajak, dan memastikan keamanan serta stabilitas kota. Sekali lagi, tidak mudah, Gaes.

Yang penting, jangan mem-bully diri sendiri di masa depan, dengan cara menganulir pekerjaan orang lain. Ini kan kota kita bersama.

Jadwal seorang wali kota juga sangat padat. Mulai dari rapat dengan pejabat pemerintah, bertemu warga, hingga menghadiri berbagai acara penting. Setiap hari adalah rangkaian pertemuan dan kegiatan yang memerlukan energi dan konsentrasi tinggi. Tidak jarang, wali kota harus mengorbankan waktu pribadi dan keluarganya demi menjalankan tugas-tugas ini dengan baik. Ini adalah komitmen besar yang harus diambil dengan penuh tanggung jawab.

Modal Awal: Rekomendasi Partai Kuat dan Koalisi

Ini modal awal, namun bukan satu-satunya.

Tanpa rekomendasi partai yang kuat, perjalanan menjadi calon wali kota akan sangat berat. Partai politik memiliki jaringan dan sumber daya yang sangat penting dalam kampanye. Rekomendasi ini adalah bukti dukungan partai terhadap calon, yang berarti calon tersebut dianggap memiliki visi dan kompetensi yang sesuai dengan platform partai. Ini adalah langkah awal yang penting, tetapi jauh dari jaminan kemenangan.

Koalisi saja tidak cukup; harus ada aklamasi dari internal partai agar bisa melangkah ke tahap berikutnya. Aklamasi ini menunjukkan bahwa calon tidak hanya didukung oleh satu faksi dalam partai, tetapi oleh seluruh anggota partai. Ini penting untuk memastikan bahwa tidak ada perpecahan yang bisa melemahkan kampanye. Calon harus mampu membangun hubungan baik dengan semua elemen partai dan menunjukkan bahwa mereka adalah pilihan terbaik.

Rekomendasi ini ibarat tiket masuk yang membuka pintu peluang, tetapi bukan jaminan kemenangan. Ini hanya langkah awal dari perjalanan panjang yang penuh lika-liku. Calon harus terus bekerja keras untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat luas, bukan hanya dari partai. Ini memerlukan kampanye yang efektif dan komunikasi yang baik dengan para pemilih.

Modal Kampanye Bisa Mencapai Puluhan Miliar

Kampanye membutuhkan modal yang sangat besar, bisa mencapai Rp 100 miliar atau lebih. Biaya ini mencakup iklan di media massa, pemasangan spanduk, kampanye door-to-door, menjalankan sabet alias canvasser, menjalin pertemuan, memperkerjakan saksi, dan banyak lagi. Tanpa dana yang cukup, sulit untuk menjangkau semua lapisan masyarakat dan menyampaikan visi misi dengan efektif. Setiap aspek dari kampanye memerlukan dana, mulai dari produksi materi kampanye hingga logistik dan operasional tim kampanye.

Iklan di media massa adalah salah satu komponen terbesar dari biaya kampanye. Ini meliputi iklan di televisi, radio, surat kabar, dan media online. Iklan ini penting untuk meningkatkan visibilitas calon dan menyampaikan pesan-pesan kunci kepada masyarakat luas. Biaya iklan sangat mahal dan memerlukan perencanaan yang matang agar setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan hasil yang maksimal.

Dalam satu masa kampanye, bisa ada lebih dari 70 event. Prediksi saja berapa biayanya.

Selain itu, kampanye door-to-door juga memerlukan sumber daya yang besar. Ini melibatkan tim yang besar untuk mengunjungi setiap rumah, berbicara langsung dengan warga, dan mendistribusikan materi kampanye. Biaya transportasi, akomodasi, dan honorarium untuk tim kampanye harus diperhitungkan dengan cermat. Tanpa dana yang cukup, sulit untuk menjalankan kampanye door-to-door yang efektif dan menjangkau semua pemilih.

Floating Mass di Pilkada Sangat Heterogen

Biarpun punya duit sebanyak itu, pekerjaan berat lain adalah meraih massa pemilih. Hanya tahu dan kenal, tidaklah cukup. Harus sampai di tahapan "pilih". Ini tentang mengelola floating mass atau pemilih mengambang.

Mereka ini sangat heterogen, sangat heterogen. Tidak mungkin hanya mengandalkan dukungan dari partai. Apalagi hanya satu dua organisasi. Berat, Gaes.

Kegiatan seperti canvassing dan penyampaian pesan membutuhkan strategi yang tepat. Pemilih ini bisa berubah pikiran kapan saja, tergantung pada isu-isu terbaru dan bagaimana calon meresponsnya. Oleh karena itu, kampanye harus fleksibel dan mampu merespons dengan cepat terhadap perubahan situasi.

Pemilih mengambang ini sering kali tidak memiliki afiliasi yang kuat dengan partai politik manapun. Mereka lebih memperhatikan isu-isu spesifik dan bagaimana calon menanganinya. Oleh karena itu, kampanye harus fokus pada isu-isu yang paling relevan bagi pemilih ini dan menunjukkan solusi konkret yang bisa ditawarkan oleh calon. Ini memerlukan riset yang mendalam dan pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan keprihatinan pemilih.

Strategi komunikasi juga sangat penting dalam menjangkau pemilih mengambang. Kampanye harus menggunakan berbagai saluran komunikasi, mulai dari media tradisional hingga media sosial, untuk menjangkau pemilih ini. Pesan-pesan kampanye harus disesuaikan dengan segmen pemilih yang berbeda, dan calon harus mampu berinteraksi langsung dengan pemilih melalui berbagai platform. Ini memerlukan tim komunikasi yang handal dan strategi yang terencana dengan baik.

Risiko Jika Rating Tidak Naik

Bayangkan jika di tengah jalan, rating tidak naik.

Jika di tengah perjalanan rating seorang calon tidak naik, ini bisa mengubah deal internal partai dan koalisi serta mengubah dukungan pemilih. Risiko ini harus dipertimbangkan dengan serius. Sebuah survei yang buruk bisa menjadi sinyal bagi partai untuk mengalihkan dukungan atau membuat perubahan strategi yang drastis. Oleh karena itu, calon harus terus memantau rating dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan dukungan.

Bayangkan di tengah jalan, para pendukung berubah haluan, dan partai yang sebelumnya bekerja keras, menjadi kendor dan memilih pasif. Pekerjaan akan hancur.

Survei dan polling adalah alat penting untuk mengukur dukungan pemilih dan mengidentifikasi isu-isu yang paling penting bagi mereka. Calon harus menggunakan data ini untuk mengarahkan kampanye dan membuat perubahan yang diperlukan. Ini mungkin berarti memperkuat pesan kampanye, mengubah strategi komunikasi, atau fokus pada isu-isu tertentu yang lebih relevan bagi pemilih. Setiap langkah harus diambil dengan pertimbangan yang matang dan berdasarkan data yang akurat.

Risiko ini juga mempengaruhi hubungan dengan koalisi partai. Jika rating turun, partai dan koalisi mungkin mulai mempertanyakan kemampuan calon untuk memenangkan pemilihan. Ini bisa menyebabkan perpecahan dalam koalisi dan mengurangi dukungan yang diperlukan untuk kampanye. Oleh karena itu, calon harus bekerja keras untuk menjaga dukungan dari semua pihak dan menunjukkan bahwa mereka adalah pilihan terbaik untuk memimpin kota.

Setelah Menang: Pengelolaan Kekuatan dan Memenuhi Janji

Setelah menang, tugas tidak berhenti. Yang terjadi justru lebih berat.

Perlu pengelolaan kekuatan dan pemenuhan janji, terutama terhadap koalisi yang telah mendukung. Ini bisa menjadi tantangan besar. Menjaga keseimbangan antara memenuhi janji kampanye dan menjalankan pemerintahan yang efektif bukanlah tugas yang mudah. Setiap keputusan harus diambil dengan pertimbangan matang agar tidak mengecewakan para pendukung dan masyarakat luas.

Pengelolaan kekuatan melibatkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang adil di antara anggota tim dan koalisi. Setiap anggota harus merasa dihargai dan diberikan peran yang sesuai dengan kemampuan mereka. Ini memerlukan kepemimpinan yang kuat dan kemampuan untuk bernegosiasi serta membangun konsensus. Tanpa pengelolaan yang baik, pemerintahan bisa terpecah dan tidak efektif dalam menjalankan tugasnya.

Memenuhi janji kampanye juga sangat penting. Warga kota memiliki harapan besar terhadap wali kota yang baru terpilih, dan mereka akan menilai kinerja berdasarkan seberapa baik janji-janji kampanye dipenuhi. Ini memerlukan perencanaan yang baik dan eksekusi yang efektif. Wali kota harus mampu mengatasi berbagai hambatan dan tantangan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dijanjikan kepada warga.

Pikirkan Lagi Sebelum Nyalon

Kalau nyalon di Salon Anita, untuk skin care, jauh lebih mudah daripada nyalon wali kota Semarang.

Masalah yang saya sebutkan di atas, masih nggrambyang alias belum seberapa dibandingkan kenyataan sebenarnya.

Sebelum memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai wali kota Semarang, pikirkan kembali. Apakah para pendukung dan kamu sudah siap menghadapi semua tantangan dan tanggung jawab ini?

Jangan buang energi, waktu, dan uang jika peluang menang belum pasti. Pertimbangkan dengan matang sebelum melangkah. Menjadi wali kota bukan hanya tentang memenangkan pemilu, tetapi juga tentang kemampuan untuk memimpin dan melayani masyarakat dengan baik.

Mungkin lebih baik menunggu waktu yang lebih tepat atau mencari dukungan yang lebih kuat sebelum memutuskan untuk terjun ke dunia politik yang penuh intrik dan tantangan ini. Ini adalah keputusan besar yang memerlukan pertimbangan yang mendalam dan strategi yang terencana dengan baik. Jangan terburu-buru, pastikan Anda benar-benar siap sebelum mengambil langkah ini.(*)

Kafe Medoho, 8 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun