Mohon tunggu...
Rudolf W
Rudolf W Mohon Tunggu... Seniman - Robot pekerja.

Hobi olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akun dengan 466K Ini Ternyata Tidak Diperhitungkan di Pilwakot Semarang 2024

1 Juli 2024   20:36 Diperbarui: 1 Juli 2024   20:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jenis konten, nggak pernah lepas dari politik, opini, dan analisis. Setidaknya, perlihatkan masalah bersama dan ajak orang mengatasi masalah itu dengan tindakan.

Akun influencer politik, menggunakan bahasa yang persuasif dan emosional (melampaui hal-hal rasional), memakai humor atau satire untuk menarik perhatian. Influencer sungguhan, punya data dan fakta. Mau jual pemutih kulit atau jual susu anak, semua orang pakai data dan fakta. Tanpa itu, orang tidak melihat "kesalahan". 

Akun menjadi tanpa cela, karena nggak punya sikap, tidak punya tindakan yang diperbincangkan publik. Tanpa sentimen negatif, tanpa kontroversi, perbincangan tidak terjadi. Tidak bisa mempengaruhi opini. 

Ini tercermin dalam penggunaan hashtag yang sedang tren, bagaimana suatu akun menggunakan keyword atau frase politik tertentu. Saya tidak menemukan ini di akun ADB, secara, dia ini pemain aman. Bukan risk-taker. Bukan tipikal pembela yang berada di depan orang yang bermasalah. Akun IG ADB, sekali lagi, sengaja dirancang untuk kepentingan dirinya sepenuhnya.

Influencer punya kemampuan berkolaborasi dengan influencer atau tokoh politik lain. Bukan sekadar berjumpa dan selfie bareng. Influencer punya bakat menyebarkan informasi politik secara cepat dan luas.

Engagement rate (angka keterlibatan) dengan pengikut di akun IG ADB juga tidak terlalu tinggi. Dari 466K pengikut, berapa yang terlibat dan berkomentar? Disebut tinggi kalau terjadi interaksi, percakapan di komentar, bukan pemilik akun yang "among tamu" dan penuh senyum. Orang datang ke suatu akun, karena mereka berharap melihat sesuatu yang berbeda, ingin mendengarkan pendapat dan sikap yang layak diikuti. Punya konten eksklusif yang sangat ditunggu para pengikut setia, atau opini yang mengguncang pikiran orang.

Sayang sekali, tidak ada yang seperti itu di akun IG ADB.

Apa mungkin dulu pernah ada content viral di akun IG ADB? Saya scroll sampai bawah, terus ke bawah. Saya mengingat beberapa content viral dan menambahkan nama ADB di pencarian. Hasilnya, tidak ada. Mungkin ADB pernah terlibat sangat aktif dalam kampanye politik atau gerakan sosial? Kampanye, tidak. Mendukung, iya. ADB tidak terlalu membuat perbedaan.

Filtering terakhir, saya ingin mencari apa kata orang-orang yang sudah ngehit tentang ADB. Mungkin saja, diam-diam ia aktif berpartisipasi dalam diskusi atau debat politik? Terhubung dengan akun-akun politik penting lainnya? Atau ia menggalang dukungan dan mengajak para pengikut dengan "ajakan untuk bertindak"? Merespons isu politik terbaru? Mendapat dukungan atau endorsement dari tokoh politik atau organisasi tertentu? Memang sangat berat, kecuali orang itu memang suka politik dan memproyeksi dirinya sendiri untuk memimpin. Tidak. Jawabannya: Tidak.

Atau setidaknya menunjukkan kepada publik, bagaimana ia bekerja? Bagaimana ia mengatasi masalah yang terjadi di Kota Semarang? Tidak. Jawabannya masih tidak.

Mungkin akun dengan follower 466K itu tinggal berisi para pengikut pasif dan beberapa akun yang berseberangan pandangan dengannya, yang ingin mengingatkan agar ADB lebih total menjadi selebritas Instagram. Tidak perlu menggadang diri sebagai politisi baru. Mungkin saatnya kita memakai akal sehat untuk berhenti menjadi "penonton" di akun IG ADB. Kesimpulan saya mungkin berbeda dari 466K follower ADB. Saya memilih tidak pernah follow orang ini. Waktu saya tidak akan saya habiskan untuk melihatnya di Beranda saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun