Mohon tunggu...
Rudi Santoso
Rudi Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dinamika

Pengamat sosial budaya, Dosen Keuangan, Etika Profesi, Manajemen Investasi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Value Product Vs Customer Need

2 April 2024   09:00 Diperbarui: 3 April 2024   08:43 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via Freepik.com

Masa pandemi telah ikut andil besar 'menghancurkan' bisnis kuliner, tak ketinggalan Warunk Upnormal. Jika pada saat normal tingkat revenue masih jauh dari harapan, bagaiama pula nasib pada saat PSBB?

Kemewahan

Tempat upnormal terlalu mewah untuk menjual produk kelas entry level dengan menu Internet (Indomie, Telor, Corned). Investasi awal satu gerai yang mencapai 1M mengakibatkan BEP terlalu lama.

Perbedaan taste antar daerah

Suka atau tidak, jika kita bisnis kuliner dan buka cabang di seluruh Indonesia, kita akan berhadapan dengan selera pasar yang beragam. Perbedaan selera pasar di setiap daerah, tidak mampu disikapi dengan baik oleh Warunk Upnormal. Mereka 'memaksa' pasar menerima taste menu organic mereka tanpa memperimbangkan kearifan lokal. Padahal McD dan KFC mampu bertahan selama ini di berbagai negara adalah dengan menyerap konten kearifan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun