Mohon tunggu...
M Rudi Kurniawan
M Rudi Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

FEB UI'12 | Alumnus PP Al-Amin Mojokerto

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Agama dan Tuhan, Sebuah Penemuan

2 Januari 2013   12:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:37 1804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Teori The Origin of The Idea of God, oleh Wilhelm Schmidt yang pertama terbit pada 1912, menyatakan, bahwa telah ada suatu monoteisme primitif sebelum sebagianmanusia mulai menyembah banyak dewa. Pada awalnya, manusia “menciptakan” satu Tuhan menemukan pengertian Tuhan sebagai penyebab utama dan pertama bagi terbentuknya segala sesuatu, serta merupakan penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apapun. Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Mereka mengaku hanya ada satu Tuhan tertinggi yang menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan. Kepercayaanpada Tuhan langit -karena diasosiasikan dengan ketinggian-masih terlihat dalam agama suku-suku pribumi Afrika.

Mereka mengungkapkan kerinduan pada Tuhan melalui doa. Namun anehnya, Dia tidak hadir dalam keseharian mereka. Tidak ada kultus khusus untuk-Nya. Warga suku itu mengatakan bahwa “Dia tidak bisa diekspresikan dan dicemari oleh kehidupandunia manusia. Para antropolog berasumsi bahwa tuhan ini telah menjadi begitu jauh dan mulia sehingga Dia sebenarnya telah digantikan oleh sesuatu-ruh-yang lebih rendah dan Tuhan-tuhan yang lebih mudah dijangkau. Menurut teori Schidmt selanjutnya di zaman kuno, Tuhan tertinggi digantikan oleh tuhan-tuhan kuil pagan -kuil orang yang tidak beragama, sebelum datangnya/adanya agama-, yang lebih menarik. Dengan demikian, awalnya hanya ada satu Tuhan yang dipercayai dan monoteisme merupakan salah satu ide tertua mengenai konsep ketuhanan.

Telah banyak teori tentang asal usul agama.Menciptakan” tuhan-tuhan telah lama dilakukan oleh umat manusia. Ketika satu ide keagamaan tidak lagi efektif, maka ia akan segera diganti. Ide-ide ini diam-diam sirna tanpa menimbulkan banyak kegaduhan, seperti ide mengenai Tuhan langit. Dalam era sekarang ini, banyak orang yang akan mengatakan bahwa definisi Tuhan yang berabad-abad lamanya disembah oleh umat Yahudi, Kristen, Islam, Buddha maupun Hindu, adalah mendekati Tuhan langit. Sebagian lain bahkan mengklaim bahwa Tuhan ‘telah mati’. Dia tampaknya telah sirna dari kehidupan manusia, terutama di Eropa Barat.

Meski tampak tak relevan bagi sekelompok orang, Tuhan telah memainkan peran krusial dalam sejarah kita dan merupakan gagasan terbesar sepanjang masa yang ditemukan umat manusia. Alasan mengapa agama tampak tidak relevan pada era ini ialah karena banyak dari kita yang tidak lagi merasakan bahwa kita dikelilingi oleh yang ghaib.

Rudolf Otto, ahli sejarah agama penulis buku The Idea of The Holy tahun 1917, percaya bahwa rasa tentang gaib (numinous) adalah dasar dari Agama. Perasaan itu mendahului setiap hasrat untuk menjelaskan asal-usul agama, atau menemukan landasan bagi perilaku beretika. Kekuatan gaib dirasakan manusia dalam cara yang berbeda-beda. Ketika manusia mulai membentuk mitos dan menyembah dewa-dewa, mereka tidak sedang mencari penafsiran harfiah atas fenomena alam, kisah-kisah simbolik, lukisan dan ukiran di gua, adalah usaha untuk mengungkap kekaguman mereka dan mnghubungkan semua misteri yang ada dengan kehidupan mereka sendiri. Di dunia kuno, memang tampaknya manusia percaya bahwa hanya keterlibatan religius ini, membuat mereka menjadi manusia yang sesungguhnya.

Namun demikian ucapan terkenal “post coitum amne animal tristis est”, yang berarti mengungkapkan: setelah suatu momen yang menegangkan dan dinant-nanti, kita sering merasa kehilangan sesuatu yang lebih besar, namun luput dari jangkauan kita. Pada saat itu, meniru Tuhan masih menjadi ajaran Agama yang penting: beristirahat pada hari sabbath, mencuci kaki pada hari kamis, yang merupakan perbutan tidak bermakna untuk dirinya sendiri, menjadi signifikan dan sakral karena mereka mempercayai itu sebagai aktifitas Tuhan.

Spritualitas serupa merupakan ciri dunia mesopotamia kuno. Lembah Tigris-Eufrat telah dihuni 4000 SM oleh orang Sumeria. Mereka membangun kebudayaan oikumene (dunia peradaban) terbesar pertama. Mereka menciptakan aksara Cuneiform, membangun menara-kuil Ziggurat dan mengembangkan hukum, sastra, dan mitologi yang mengesankan. Kemudian kawasan itu diinvasi oleh orang Akkadian Simitikdan tahun 2000 SM orang Amorit menaklukan mereka dan menjadikan Babilonia sebagai ibu kotanya. Pada abad ke-8 SM orang AsyurmenguasaiBabilonia.TradisiBabiloniamempengaruhimitologidan agama Kan’aannantinya.Sebagaimana masyarakat di dunia kuno lainnya, orang Babilonia menisbahkan prestasi kebudayaan mereka kepada dewa-dewa yang mewahyukan gaya hidup Dewa kepada nenek moyang masyarakat Babilonia. Sehingga, secara tidak langsung mereka menyatakan bahwa prestasi kebudayaan tersebut adalah gaya hidup Tuhan mereka yang dalam konteks ini adalah Dewa-Dewa. Dengan demikian, Babilonia dianggap sebagai gambaran surga dan setiap candinya adalah replika kerajaan langit.

Menengok kisah Biblikal dan Qur’ani tentang penciptaan, akan sangat berbeda. Mitos ini tidak benar-benar hilang, namun masuk kembali dalam sejarah Tuhan di kemudian hari, dikemas dalam sebuah Idiom monoteistik. Kisah dimulai dari penciptaan dewa-dewa itu sendiri, yakni sebuah tema yang menjadi begitu penting dalam mistisisme Yahudi. Pada mulanya, seperti dituturkan Enuma Elish -puisi epik yang merayakan kemenangan dewa atas kejahatan- bahwa dewa-dewa muncul berpasangan dari sebuah substansi berair yang tidak berbentuk-sebuah substansi yang dengan sendirinya suci. Dalam mitos Babilonia, tak ada penciptaan yang bermula dari ketiadaan, sebelum Dewa dan manusia ada, bahan mentah yang suci ini diasumsikan telah ada secara abadi. Kemudian tiga dewa muncul dari pusat tanah berpaya, Apsu, Tiamat dan Mummu. Selanjutnya serangkaian dewa muncul dari mereka dalam proses emanasi. Dewa-dewa baru lahir dari dewa-dewa yang lain secara berpasangan. Masing-masingnya mendapatkan definisi yang lebih besar dari sebelumnya, seiring langkah maju dari evolusi ke-ilahian, sebuah evolusi ketuhanan yang terjadi pada “reproduksi” Tuhan menurut kepercayaan mereka.

Terlepas dari Eropa, kita beralih ke peradaban sungai Indus, India pada tahun 2000-1500 SM, dan merupakan tanah kelahiran agama Hindu. Agama Hindu tumbuh seiring datangnya bangsa Arya ke Mohenjodaro dan Harappa, yang telah didiami oleh bangsa Dravida. Arya mengklaim diri sebagai ras tertinggi dan enggan bercampur dengan Dravida. Ara mempunyai kepercayaan politeisme. Dravida mempunyai kepercayaan memuja roh nenek moyang. Sinkretisme (percampuran) kebudayaan dan kepercayaan mereka melahirkan Agama Hindu, yang berasal dari nama Lembah sungai Indus. Perkembangan Hindu mempunyai 4 faseyakni jaman weda, Brahmana, Upanisad dan Jaman Buddha.

Jaman weda dimulai ketika Arya mendesak Dravida, 2000-1500 SM. Bangsa Arya telah memiliki peradaban yang tinggi dan menyembah dewa-dewa. Dewa-dewa tersebut merupakan manifestasi Tuhan tunggal yang disebut “Rta”. Pada jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana pada sisi keagamaan melahirkan tata cara upacara beragama yang teratur. Pada Jaman Upanisad, perkembangan mengarah pada pengetahuan batin yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib dan orang-orang mulai berfilsafat dengan Weda.

Selanjutnya pada Jaman Buddha, putra Raja Sudhodana yang bernama Sidharta Gautama, menginterpretasikan weda dari sudut logika. Pada abad ke-5 SM tersebut, Sidharta merasa tidak puas akan ajaran Brahmana dan sistem kasta yang dinilai tidak manusiawi. Sidharta menjalani hidup penuh kesucian, berkhalwat dan menemukan arti atau hakikat kebenaran dalam kurun 7 tahun. Ketika ia dibawah sebuah pohon, dia memperoleh hakikat dan hikmah kebenaran. Sampai sekarang ini, pohon tersebut dinamakan pohon Hikmat (Tree of Bodhi). Selanjutnya, ajaran-ajaran Sidharta disebut Agama Buddha.

Melangkah 3 abad selanjutnya, yakni abad ke-4 SM, tepatnya di Eropa barat Aristoteles (384-322 SM) mempunyai gagasan tentang Tuhan yang berpengaruh besar terhadap monoteisme selanjutnya, Kristen di dunia barat. Dia mengembangkan teori emanasi tentang penciptaan. Ada hierarki eksistensi, masing-masing memberi bentuk dan mengubah yang dibawahnya, tetapi emanasi Aristoteles semakin melemah, ketika semakin jauh dari sumbernya. Puncak Hierarki adalah penggerak yang tidak digerakkan yang kemudian diidentifikasi oleh Aristoteles sebagai Tuhan. Meski dalam posisi penggerak yang tidak digerakkan sangatlah penting, Tuhan Aristoteles tidak banyak ia kaitkan dengan agama. Menurutnya, Tuhan ini tidak menciptakan dunia, namun hanya beremanasi. Karena hal itu akan mengakibatkan perubahan dan aktifitas temporal yang tidak sepantasnya. Tuhan ini tetap tidak peduli pada eksistensi Alam Semesta, karena dia tidak dapat berkontemplasi tentang sesuatu yang lebih rendah dari dirinya. Akan menjadi tanda tanya tak terjawab, apakah Tuhan mengetahui keadaan kosmos yang telah beremanasi darinya sebagai akibat eksistensi Tuhan itu? Sedangkan yang telah di tuturkan bahwa Tuhan tidak perlu berkontemplasi terhadap substansi yang lebih rendah darinya. Namun pertanyaan Tuhan yang seperti itu hanya bersifat perifal-tidak penting.

Kemudian pada tahun 4-8 sebelum Masehi, di Betlehem, Palestina, lahirlah seorang tokoh besar umat kristiani, Yesus Kristus. Pada masa raja Herodes ini, ia lahir dari seorang perawan, Maria, yang dikandung roh kudus. Sejak usia tiga puluh tahun ia berbuat kebaikan bersama kedua belas rosulnya. Yesus yang semakin populer,dibenci oleh orang-orang Farisi. Mereka kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus Kristus yang telah berbuat banyak kebaikan secara spontan telah menumbuhkan benih keimanan pada umat pengikutnya. UmatKristiani mengetahui bahwa Yesus Kristus telah menyelamatkan mereka melalui kematian dan kebangkitannya.Mereka telah diselamatkan dari kebinasaan dan pada suatu masa akan ikut dalam eksistensi Tuhan, yang ada dan hidup dengan sendirinya. Nantinya, lewat suatu cara Kristus akan membuat mereka mampu menyeberangkan diri melewati jurang lebar yang memisahkan Tuhan dari manusia. Setelah kematian Yesus. Banyak Injil bermunculan dalam berbagai versi seperti markus, matius, dll.

Setengah Millenium setelahnya, Senin 12 Rabi’ul awal atau 20 april 571 M, lahirlah Muhammad bin Abdullah di Arab Saudi, tepatnya Makkah. Kehidupan di jaman jahilliyah (kebodohan) membuatnya sering berkhalwat di Gua Hira, dalam usia dewasanya. Pada tahun 622 M, turunlah wahyu pertamanya yang dibawa oleh malaikat Jibril, yakni surat Al-Alaq ayat 1-5. Tuhan  yang kemudian disebut Allah dalam ajaran Islam, adalah suatu konsep ketuhanan yang benar-benar dapat diterima oleh akal. Allah adalah suatu zat yang memiliki 20 sifat wajib, 20 sifat muhal dan 1 sifat jaiz. Konsep ketuhanan didalam sifat-sifat tersebut sangatlah kompleks.

Setelah kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, disempurnakanlah wahyu tersebut, yang kemudian dinamakan Al-Qur’an. Dalam kitab suci ini, telah tercantum semua urusan manusia. Kitab ini adalah pedoman utama bagi umat muslim. Pedoman lain adalah hadist. Nabi Muhammad adalah seorang yang sifatnya dinyatakan benar-benar mulia. Bahkan beliau disebut juga sebagai Al-Qur’an hidup, karena akhlak beliau sesuai dengan Al-Qur’an. Karena sifatnya itu, kedua umat muslim setelah Al-Qur’an. Hingga saat ini, Islam merupakan Agama mayoritas di Indonesia.

Kiranya begitulah terbentuknya Agama-agama secara global. Sampai saat ini, sudah sangat banyak agama-agama kecil lain. Bahkan dari Agama yang tersebut diatas, terpecah menjadi beberapa aliran, karena ada pengikutnya yang menemukan ide-ide baru tentang konsep ketuhanan dan Agama. Hal itu terjadi seiring perubahan zaman dan perubahan pola pikir manusia.

Sumber : Sejarah Tuhan, Karen Armstrong, serta beberapa pemikiran rekan-rekan yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun