Mohon tunggu...
Rudi Kurniawan
Rudi Kurniawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Warga biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Jokowi, Ini Bukan Nabok Nyilih Tangan! - (Surat Terbuka Seorang Pemilih Anda)

14 Januari 2015   21:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:09 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Jokowi, keputusan anda untuk mengajukan Komjen Budi Gunawan sebagai satu-satunya calon Kapolri dalam Fit and Proper Test dari lima calon yang diusulkan Kompolnas menuai badai. Badai buruk yang datang dari KPK mengindikasikan bahwa Komjen Budi Gunawan mempunya transaksi mencurigakan dalam transaksi keuangan yang tercatat dalam rekening pribadi sang jendral tersebut yang melibatkan uang puluhan miliar rupiah. Satu jumlah yang tidak wajar dalam rekening seorang pejabat pemerintah yang didapat dalam kurun waktu 2004-2006 saat menjabat Ka Biro Pembinaan karir SDM Mabes Polri.

Apa yang saya rasakan sebagai pemilih Anda dalam pilpres lalu. Shock! Tidak ada kata-kata yang sepadan yang bisa saya ungkapkan dari kekecewaan saya pada anda. Kenapa?  Himbauan yang diberikan baik oleh PPATK dan KPK sudah terang benderang. Bahwa Komjen BG mendapatkan raport merah saat proses seleksi calon mentri dahulu. Tapi proses pencalonannya sebagai kapolri tetap anda lanjutkan. Bahkan anda memilihnya sebagai calon tunggal dalam uji di DPR tersebut.

Sementara banyak orang yang mendukung anda mengatakan, ini Nabok Nyilih Tangan. Maksudnya menampar muka Megawati atau orang-orang kuat partai yang diduga mendorong dengan kuat agar komjen BG menjadi Kapolri, dengan meminjam tangan KPK. Diyakini mereka ini adalah permainan politik tingkat tinggi anda yang sangat pintar dan cantik, yang membuat anda, katanya, bisa keluar dari tekanan petinggi partai dalam mendorong Komjen BG ini. Apaka ini benar wahai Presiden Jokowi? Saya yakin ini sama sekali tidak benar dan berkesan sebuah pembelaan buta atau apology tanpa dasar sama sekali dari pendukung anda. Mereka tidak bisa menerima kesalahan anda. Kenapa saya katakan alasan itu tanpa dasar?

Pertama, bagaimana bisa dikatakan ini adalah permainan politik anda yang pintar dan cantik jika semua energi tabokan tersebut sebenarnya dipusatkan untuk menampar pipi sang presiden itu sendiri. Pipi anda. Komjen BG adalah satu-satunya calon yang dipilih oleh anda untuk diajukan ke DPR dari lima orang kandidat yang diusulkan KOMPOLNAS. Calon satu-satunya itu artinya menegaskan tidak ada excuse bagi anda untuk lari kepada calon lainnya jika disaat yang sama anda mendorong KPK untuk menjerat sang jendral BG tersebut. Apakah anda pikir tabokan itu masuk ke pipi orang-orang kuat partai anda ? Tidak sama sekali. Tidak ada dukungan yang keluar secara jelas dari pemimpin partai anda, Megwati, dalam mendukung KomJen BG sejelas dukungan anda sendiri kepada Komjen BG, seperti yang terpapar di banyak media massa. Jadi anda harus tahu, kami yang melihat dan merasakan bahwa tamparan itu ada di pipi anda, pipi lembaga kepresidenan, presiden yang kami pilih dan kami hormati pilihan kami itu.

Saat ini Komjen BG tetap menjadi satu-satunya calon Kapolri. Jika Proses di DPR dipaksakan berlanjut, maka akan cacat moral dan legitimasi rakyat baik terhadap Kapolri, lembaga DPR dan bahkan anda sendiri. Lembaga Kepresidenan.

Bila anda memang ingin melakukan Nabok Nyilih Tangan kenapa anda tidak menempatkan lebih dari satu calon ke DPR untuk diuji. Karena ada dalih bagi anda, Presiden Jokowi untuk menabok pipi orang-orang kuat di belakang anda, yang mendorong (memaksa) Komjen BG menjadi Kapolri itu. Sementara setelah itu, anda bisa terlepas beban anda karena mempunyai calon yang lain yang lebih bersih. Pemilihan di DPR bisa terus berlanjut tanpa gonjang-ganjing ketidakpastian. Tetapi apakah ini terlihat dalam proses yang terjadi? Tidak. Sama sekali tidak!. Jadi, alih-alih dikatakan politik pintar, yang terpampang adalah sebuah ide bodoh dengan langkah-langkah politik yang jauh lebih bodoh. Dan karena saya tidak ingin mengatakan presiden saya bodoh, lebih baik saya mengatakan bahwa Anda Salah kali ini ! Saya tegaskan anda SALAH KALI INI.

Kedua, jika dikatakan ini adalah  cara anda sebagai Presiden untuk keluar dari tekanan petinggi partai anda, maka akan semakin jelas menunjukkan anda tidak mampu memposisikan dirinya sebagai Pemimpin Bangsa ini. Dugaan anda sebagai boneka akan menguat. Ingat lah Presiden Jokowi, anda adalah Presiden. Lembaga yang telah dipilih secara demokratis oleh masyarakat Indonesia. Lembaga ini amat terhormat dan memikul beban tanggung jawab para pemilihnya. Lembaga tertinggi dalam penyelenggara negara ini jauh lebih superior dari partai apalagi sekedar petinggi partai anda. Segenap instrument kekuasaan dipunyai oleh Anda sebagai Presiden, dengan mandat dari rakyat anda itu. Anda bisa menunjukkan superioritas itu pada partai anda. Anda seharusnya memilih orang-orang yang mampu menggerakkan orang-orang partai anda untuk kemudian menjadi orang-orang kuat yang berdiri di belakang diri anda untuk mendukung anda bukan sebaliknya!. Dan seharusnya saat ini anda punya kapasitas tersebut. Inilah yang dilakukan wakil anda, Yusuf Kalla saat dia menjadi wakil presiden di era SBY tahun 2004 dahulu. Tapi Anda Presiden Jokowi membiarkan lembaga yang dibanggakan rakyat ini tunduk di bawah perintah seorang petinggi partai. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara kita sedang dalam kondisi BIG SHIT!

Ketiga, hubungan kelembagaan antara anda dengan KPK dan PPATK sudah cukup menjadi basis keputusan anda untuk keluar dari tekanan petinggi partai. Bahwa raport merah saat pencalonan mentri sudah kuat menjadi alasan tidak mengajukan Komjen BG kepada petinggi partai yang mendukung pencalonan tersebut.  Alasan dan Kapasitas kepresidenan anda yang kuat dengan hak prerogatif harusnya bisa anda manfaatkan.

Jadi, kekecawaan saya kali ini mencapai puncaknya terhadap anda setelah keputusan anda sebelumnya dalam menentukan Jaksa Agung. Ketika orang kecewa dengan perkembangan ekonomi, saya masih memaklumi karena menyangkut aspek multidimensi bahkan kondisi ekonomi dunia yang jauh diluar jangkauan kebijakannya disamping infrastruktur yang mendukung kebijakan ekonomi di dalam negeri. Gunjang-ganjing ekonomi itu bisa hadir di negara yang kuat ekonominya sekalipun. Namun, keputusan memilih Kapolri adalah sesuatu yang sederhana. Itu adalah keputusan yang dihasilkan dari kepala anda sendiri. Itu keputusan otak dan nurani anda. Titik!

Saya masih berharap pada anda, kedepan tidak ada lagi persoalan serupa. Tidak ada akrobat politik yang perlu anda lakukan jika itu menyangkut marwah suara pendukung, lembaga demokrasi, dan lembaga yang sudah teruji kredibilitasnya. Jangan ada lembaga negara di bawah kekuasaan anda yang seolah harus tunduk atau diharapkan menjadi lumbung padi atau anjing penjaga kepentingan segelintir orang, partai atau pimpinan partai anda dan koalisi anda. Jika tidak, rakyat kedepanya akan kehilangan kepercayaan pada lembaga dan individu-individu calon pemimpin lainnya. Karena anda Jokowi, harus sadar anda adalah sebuah figur baru, sebuah eksperimen kepemimpinan yang diajukan rakyat, sebuah eksperimen di tengah kejumudan model pemimpin usang yang pernah ada. Anda adalah model dan harapan baru bagi rakyat. Anda dihasilkan dari proses demokrasi yang sangat luar biasa dan menguras energi rakyat. Anda bernilai sangat tinggi. Jangan banting harga diri anda. Jangan banting harga diri kami, rakyat anda. Suara rakyat adalah suara tuhan. Jika anda menghianatinya, anda paham konsekuensinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun