Mohon tunggu...
rudi kafil yamin
rudi kafil yamin Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa yang tak kunjung berkarya

Bergaya dengan karya

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Rich Brian dan Seni dalam Berkata-kata

20 Juli 2019   10:50 Diperbarui: 21 Juli 2019   12:08 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika seni menjadi media untuk memukul kembali stigma buruk yang kerap dilontarkan oleh kalangan orang tua yang menganggap bahwa mereka lah yang paling arif dalam segala persoalan hidup, maka Brian Imanuel atau Rich Brian muncul dengan mengeluarkan lagu "Kids". Ia membalas dengan sarat penuh makna pada lagu tersebut terhadap stigma buruk yang selalu terjadi pada pelaku seni.

Pendapat ini mungkin seperti yang dilontarkan oleh mantan wakil Perdana Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal, yang berkomentar mengenai Rich Brian. Ia berkata bahwa penyanyi rap asal Indonesia tersebut bukan sosok panutan/tauladan bagi pemuda Indonesia.

"Maaf, walaupun mungkin ia berprestasi, saya sebagai seorang ayah memandang rapper diaspora Rich Brian bukan panutan atau tauladan bagi pemuda Indonesia, mengingat tweetnya yang sering bernada jorok, porno, kasar dan kadang merendahkan wanita" di tulis melalui akun twitter Dino Patti Djalal pada Selasa 16 Juli 2019.

Seni bukanlah satu kegiatan yang hanya meng-ekspresikan atau sekadar aktivasi diri untuk bergerak dari zona nyaman. Jauh melampaui dan melebihi itu, seni selalu mempunyai tempat yang begitu khusus dikalangan anak muda. 

Karena melalui seni kita bisa menyentuh bagian yang paling dalam dimiliki manusia, yaitu jiwa. Sebab hati manusia itu begitu rapuh, ia mesti didukung dengan berbagai macam sentuhan salah satunya adalah sentuhan seni yang bisa dikatakan bahwa seni memang salah satu media yang bisa menyentuh sampai hal itu. 

Saya berandai-andai, bila kita berfikir dengan argumen di atas bahwa Brian Imanuel bukanlah sebagai panutan yang baik bagi pemuda Indonesia, lalu apa kabar dengan golongan tua yang korup atau yang menindas rakyat kecil dengan sesuka hatinya? Bila ditarik pada satu pemahaman bahwa orang tua adalah ayah bagi anak-anaknya. (Saya ambil sebagai simbol dari anak muda).

Saya melihat kemelut ini dengan sudut pandang yang berbeda, sebab persoalan kepada siapa kita akan menentukan seorang panutan yang kita akan ikuti dalam hidup, itu sepenuhnya adalah hak khusus yang dimiliki oleh masing-masing individu, sebab manusia tidak ada yang sempurna. Hal ini menandakan bahwa manusia yang buruk pun memiliki sifat yang baik, begitupula sebaliknya. 

Namun yang menjadi persoalan bagaimana kita menentukan arah 'kesadaran' untuk mencapai pada arah tersebut, dan melalui/dengan karya seni lah kesadaran bisa tersentuh, sebab dasar dari kehidupan manusia untuk bisa menjalani kehidupan ini adalah dengan kesadaran, sadar akan persoalan kemanusiaan, sadar akan lingkungan hidup, sadar dengan segala hal dalam kehidupan ini.

Entah mengapa saya hanya merasa terwakili dengan sikap Rich Brian yang merespon argumen tersebut melalui sebuah karya, bukan dengan cibiran kembali atau bahkan acuh tidak membalas argumen seperti itu. Izinkan saya membahas lagu KIDS dengan sedikit pengalaman. Semoga berkenan.

Been in the studio, i forgot how to sleep
Not tryna make an album they forgot 'bout in a week

Melalui lagu ini, seni bukan lagi menjadi bentuk ekspresi semata, kita bisa melihat bahwa melalui puisi lirik ini seseorang merekam pengalamannya melalui kata-kata, menghabiskan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran di studio hanya untuk membuat sebuah karya. 

Pesan yang ingin disampaikan pada bait ini adalah bahwa sesungguhnya semua hal dalam hidup ini membutuhkan proses tidak ada yang begitu instant dalam hidup ini, semua membutuhkan pengorbanan entah itu dari hal yang paling terkecil atau hal yang paling besar. 

Sekali lagi tidak ada sesuatu yang instan semua membutuhkan pengorbanan. Kemudian pada kalimat selanjutnya fuck bein' one the gratest, i'm tryna be the greatest one, bukan menjadi salah satu yang besar tapi aku mencoba menjadi nomber satu dari sekian yang besar. 

Kalimat ini menandakan bahwa keseriusan dalam berkarya, ini menegaskan kembali bahwa kata-kata bukanlah satuan huruf terkecil yang bersatu dan tidak memiliki makna, sesungguhnya ia adalah media dari ruh yang telah kita berikan pada kata-kata untuk memupuk harapan demi harapan agar kita bisa meraih harapan itu.

Melalui karya seni, seperti apa yang telah saya katakan di atas bahwa sesungguhnya proses itu membuat kita bisa mengolah segalanya, mulai dari mengolah pikiran, suara, nada dan sebagainya dalam ruang lingkup kesenian musik. Saya melihat ada sesuatu yang baik dan arif dalam lirik ini seperti pada kalimat you hatin'on me, but you know i gotta you big in your city, i'm the king of a continent. 

Dalam seni/berkesenian, kita selalu menimbang mana yang baik dan benar, akan tetapi persoalan itu kini bukan lagi sebuah patokan yang menjadi persoalannya adalah bahwa efek dari seni itu sendiri membawa kita terbang melayang pada hal yang belum kita capai, andai kata kita terluka melalui kata-kata, kita pun bergerak melalui kata-kata lagi, dengan catatan melamapaui siapa yang telah melukai kita melalui kata-kata. 

Saya melihat Brian pada kalimat everyone's tryna make hits, i'm just tryna make music, haha edan! Saya kira frasa seperti ini memang sudah patut untuk dilakukan oleh para kalangan artis besar dalam setiap liriknya, sebab kita semua terpatok pada kefanaan dalam hidup dengan kehidupan glamor yang selalu di tampilkan para artis, padahal esensi dari seni jauh melampaui peradaban itu sendiri, melalui musik kita bisa mengerti dan sadar bagaimana cara untuk menghargai kehidupan ini. Not being a famous but just made a music.

Kemudian pada kalimat selanjutnya; you writin'some bullshit, i write the lryics meant for the captions. I'm makin'songs that'll probably outlive us for generations, started off as the sailor, look at me, now i'm the captain i wont lie, this shit is fun, tell these asian kids they could do what they want. 

Pesan yang disampaikan adalah bahwa proses perjalanan Brian dalam dunia music rap bukan hanya sebagai tulisan semata ia menulis kata dengan tinta perjuangan pada hidupnya sendiri, melalui kata-kata ia bisa keluar dari kehidupan lamanya. Seperti apa yang dikatakan penyair amerika Walt Whitman bahwa "kata bisa mengubah dunia". 

Pengaruh kata kini sekali lagi saya tekankan kata, bukanlah satuan dari huruf terkecil yang tergabung menjadi satu kata dan memiliki makna khusus secara kamus saja, namun penggabungan kata-kata dengan pengalaman bisa menembus dan mengubah peradaban. 

Saya merasa terhidup pada kalimat started off as the sailor, look at me, now i'm the captain i wont lie, this shit is fun, tell these asian kids they could do what they want lihat betapa ia cerdik dalam membangun kata per-kata-nya yang menjadi sarat penuh makna pada generasi selanjutnya.

Yang ingin disampaikan oleh Brian sendiri bukanlah sebuah omong kosong belaka, ia menyimbolkan dirinya sebagai seorang captain yang berkata pada para awak bahwa orang asia bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan, bahkan untuk bisa menembus indsutri orang barat. 

Saya bisa mengatakan bahwa lirik ini sangat bermutu, sebagaimana apa yang dikatakan oleh Jakob Suardjo tentang persoalan bagaimana menentukan sebuah karya sastra atau seni itu bermutu bisa dilihat dari mana karya itu menampilkan kenyataan. So aye captain lets me put some sail and bring me to the ocean yihaaaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun