Mohon tunggu...
Rudi Irnawan
Rudi Irnawan Mohon Tunggu... pegiat sosial -

Pegiat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Nyinyir !, Addie M.S Lebih Baik Terinspirasi Rizal Ramli Seperti WS. Rendra dan Sjuman Jaya

23 Juli 2016   00:33 Diperbarui: 23 Juli 2016   10:16 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari kebelakang, banyak yang gerah dengan cuitan akun twitter @addiems, konon akun itu asli milik Addie Muljadi Sumaatmadja, dan setelah aku coba googling juga kayaknya benar, akun itu milik musisi konduktor orchestra sekaligus produser musik itu.

Kegerahan banyak kalangan atas cuitan @addiems itu memang cukup beralasan, karena selain follower akunnya yang mencapai satu juta lebih, entah asli atau palsu semuanya, dia juga konon salah satu musisi yang cukup terkenal, walaupun aku sendiri sebelumnya tidak begitu tahu kalau dia itu musisi terkenal dan telah mengeluarkan banyak album.

Cuitan @addiems yang membuat gerah khalayak publik itu muncul 6 hari yang lalu @addiems; “Ada yg bisa kasih aku pencerahan, apa karya dan prestasi menteri Rizal Ramli?”

Tanggapan khalayak yang terusik dan marah terhadap cuitan @addiems itu jelas langsung dikaitkan dengan perseteruan antara menko Rizal Ramli dengan Agung Podomoro dan Gubernur Ahok paska tim Gabungan yang terdiri dari empat kementerian memutuskan pembatalan reklamasi pulau G di teluk Jakarta yang dikerjakan pengembang PT Muara Wisesa Samudra anak usaha Agung Podomoro.

Sebagaimana telah diketahui khalayak, Addie M.S selama ini adalah salah satu pendukung Ahok, @addiems: “Usai konser semalam, menerima karangan bunga dari salah satu idolaku, @basuki_btp Ahok”.

Selain itu dia juga tercatat pernah membuat rekaman album lagu untuk perusahaan Agung Podomoro, @addiems : “recording agung corporate song pluit city jingle with city of prague philharmonic”.

Tidak ada yang salah sebenarnya menjadi pendukung seseorang sebagaimana Addie menjadi pendukung Ahok, atau membuat lagu untuk Agung Podomoro. Namun jika sikap mendukung itu kemudian berubah menjadi fanatisme buta atau semata-mata demi mementingkan perut sendiri daripada kepentingan yang jauh lebih luas, apalagi dengan muncul sikap-sikap yang menyerang orang lain dengan pembunuhan karakter pribadi, tentu khalayak sangat wajar kalau kemudian terusik dan marah.

Khalayak luas jelas sangat paham siapa DR. Rizal Ramli (RR), apalagi dikalangan aktivis pergerakan Indonesia kekinian, nama besar RR bahkan sudah pantas dijadikan icon dan guru pergerakan Indonesia modern.

RR dengan sekian rekam jejaknya sebagai aktivis, ekonom yang pernah menjabat tim panel penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sebagai pejabat Negara, tentu banyak referensi dan sumber jika ingin lebih mengetahui dan memahami rekam jejak RR.

Komitmen, integritas, keberanian dan keberpihakan mantan menko perekonomian era Gusdur yang pernah di bui era Orde Baru akibat sikap kritisnya itu sampai hari ini memang sangat diakui dan pantas diapresiasi.

Tak perlu jauh-jauh kebelakang menilai Komitmen, integritas dan keberanian RR, akhir-akhir ini saja sudah banyak yang berhasil ditorehkan RR untuk menjaga dan membangun bangsa ini jika dibandingkan hanya dengan seorang Addie maupun Ahok.

Ide, gagasan dan cara berfikir out of the box ala RR jelas sangat menguntungkan rakyat dan Negara. misalnya soal terbentuknya Council Palm Oil Production Country (CPOPC) untuk meningkatkan sumber perekonomian Republik ini beserta para petani yang konsen dalam sektor kelapa sawit.

Terobosan dalam sektor pariwisata dengan menetapkan sepuluh destinasi wisata utama di Indonesia dan bebas visa yang faktanya sektor pariwisata negeri ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan mampu menambah devisa Negara.

Kemudian soal perjuangan RR merubah paradigma pengelolaan SDA yang di mulai dari Blok Masela, walaupun sampai hari ini secara teknis masih dalam proses  pembangunan Blok Masela, namun faktanya RR telah mampu membuat Legacy Paradigma Tata Kelola SDA Republik ini yang selama berpuluh-puluh tahun di jarah oleh kelompok perusahaan ugal-ugalan nan rakus.

Satu hal yang pasti, sebagai seorang seniman musisi mestinya Addie mampu meniru penyair terkenal WS Rendra maupun sutradara Kondang Sjuman Jaya, dimana waktu era 70-an beliau berdua pernah di undang ke ITB oleh RR dalam rangka ikut mendorong pemerintahan waktu itu mengatasi masalah pendidikan dengan membuat “Gerakan Anti Kebodohan”dan RR sebagai pemimpinnya.

Alhasil terinspirasi dari gerakan tersebut terciptalah puisi yang cukup terkenal “Sebatang Lisong” karya WS. Rendra dan “Yang Muda Yang Bercinta” karya Sjuman Jaya. Bahkan dengan Gerakan tersebut akhirnya pemerintah juga mengadopsi UU wajib belajar 9 tahun.


Banyak cara sebenarnya untuk lebih cepat tahu dan paham rekam jejak dan integritas seorang tokoh, apalagi era sekarang era teknologi dan informasi. Namun akan sangat beda ceritanya jika sikap seseorang seperti Addie lebih memilih jalan sinisme dan norak membunuh karakter seseorang dan membela kepentingan yang tidak jelas keberpihakannya ketimbang soal wawasan dan pengetahuan yang bijak.

Demikian.

Salam Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun