Mohon tunggu...
Rudi slamet
Rudi slamet Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Warga Sukabumi Berlarian ke Luar Rumah Setelah Mendengar Suara Dentuman, Ini Kata BMKG

31 Januari 2021   11:17 Diperbarui: 31 Januari 2021   11:31 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rekaman Seismik // foto BMKG

Sukabumi  -Fenomena alam suara dentuman disertai suara gemuruh yang meresahkan warga kembali terjadi.

 Warga Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berlarian keluar rumah setelah mendengar suara dentuman disertai gemuruh, Sabtu (30/1/2021) malam sekitar pukul 19.00 WIB.
 
Menurut keterangan Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono, Warga merasakan dua kali getaran sebelum muncul suara gemuruh dan dentuman.

Hasil monitoring BMKG terhadap beberapa sensor seismik di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menunjukkan adanya anomali gelombang seismik saat warga melaporkan suara gemuruh yang disertai bunyi dentuman.

"Tampak sangat jelas adanya rekaman seismik yang terjadi pada pukul 19.00.36 WIB hingga 19.00.43 WIB. Lama durasi rekaman seismik berlangsung cukup singkat hanya selama 7 detik," kata Dr. Daryono. Minggu ( 31/01).

Anomali seismik ini tampak sebagai gelombang frekuensi rendah (low frekuensi).

"Sepintas bentuk gelombangnya (waveform) seismiknya mirip rekaman longsoran atau gerakan tanah, Fenomena alam gerakan tanah memang lazim menimbulkan suara gemuruh bahkan dentuman yang dapat didengar warga di sekitarnya"

Masih kata Dr Daryono, Menurut laporan warga, getaran itu muncul setelah hujan deras mengguyur.

 "Jadi dugaan kuat yang terjadi adalah adanya proses gerakan tanah yang cukup kuat hingga terekam di sensor gempa milik BMKG,"

Lebih jauh Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono menegaskan "Untuk verifikasi, tampaknya perlu dilakukan survei lapangan di wilayah dimana terdengar suara gemuruh untuk mencari apakah ada rekahan di permukaan  akibat gerakan tanah tersebut.

 "Jika tidak ditemukan maka besar kemungkinan proses gerakan tanah terjadi di bawah permukaan tanah," tandasnya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun