Mohon tunggu...
Tubagus Adhi
Tubagus Adhi Mohon Tunggu... Wiraswasta - wartawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

wartawan senior anggota PWI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Airlangga Hartarto Menghadiri Perayaan Yaqowiyu 2022

9 September 2022   11:39 Diperbarui: 9 September 2022   11:45 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Airlangga Hartarto saat perayaan tradisi Yaqowiyu tahun silam. (Foto: Pemprov Jateng).

Tradisi Yaqowiyu, yang dikenal sejak abad ke-16, dilaksanakan setiap bulan safar dalam kalender Islam, sehingga disebut juga sebagai tradisi Saparan. Ki Ageng Gribig sendiri disebut masih keturunan Raja Bhrawijaya V dari Kerajaan Majapahit. Sementara Airlangga Hartarto diketahui memiliki silsilah keturunan dari Ki Ageng Gribig.

Tentunya bisa dipahami jika datangnya bulan Sapar selalu dinantikan oleh masyarakat Jatinom, Klaten,  dengan adanya perayaan upacara tradisional
sebaran apem Yaqowiyu. Kondisi lapangan yang terletak di selatan Masjid Besar Jatinom pada Jumat siang saat bulan Sapar dihadiri ribuan pengunjung yang ingin berebut kue apem.

Gunungan kue apem yang berukuran besar dengan bentuk yang menyerupai tumpeng diarak dari Masjid Besar Jatinom menuju ke panggung terbuka (amphitheater). Panasnya terik matahari serta riuh suara yang ditimbulkan oleh tabuhan suara dari instrumen rebana dengan beberapa instrumen ritmis lainnya mewarnai suasana pada siang hari itu. Kesenian yang digunakan untuk mengiringi prosesi upacara sebaran apem Yaqowiyu merupakan kesenian musik hadrah yang disajikan oleh kelompok kesenian yang bernama Mahbaba.

Hadrah sendiri merupakan kesenian Islami yang di dalamnya berisi sholawat Nabi Muhammad SAW untuk mensyiarkan ajaran agama Islam. Dalam kesenian hadrah, instrumen atau alat musik yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu shalawat antara lain: alat musik rebana, tam atau tung, darbuka, bass drum atau jidor, serta vokal. Secara etimologis, Hadrah berasal dari bahasa Arab, yakni hadlaroyahdluru-hadlran (hadlratan), yang memiliki arti 'hadir' atau 'kehadiran' serta 'kebersamaan' dan 'keselarasan'.

Itu pula yang mungkin membuat Airlangga Hartarto senantiasa ingin hadir di perayaan tardisi Yaqowiyu. Tidak sekadar memenuhi amanat keluarganya untuk melanggengkan dan melestarikan tradisi Yaqowiyu yang diperkenalkan oleh leluhurnya, Ki Ageng Gribig, ulama besar dan pahlawan pejuang, akan tetapi karena memang ingin selalu berada di tengah-tengah masyarakat. Hadir, berada bersama masyarakat, dan bersama-sama pula menyeleraskan keinginan untuk maju dan sejahtera.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun