Makam salah satu ulama besar di Jawa itu memang tak dipugar seluruhnya oleh Menko Perekonomian RI itu. Khususnya arema pemakaman yang tetap seperti aslinya. Pintu masuk ke makam yang relatif cukup kecil tetap dipertahankan. Untuk masuk ke pemakaman, orang dewasa memang harus menunduk untuk bisa melewati pintu kecil itu karena relatif pendek.
Menurut cerita penduduk sekitar, ini adalah bentuk penghormatan kepada Ki Ageng Gribig. Jika orang ingin "sowan" atau masuk ke pemakaman, maka mau tak mau, harus merunduk di pintu masuk. Bentuk nisan dalam pemakaman pun tak diubah atau masih menyerupai aslinya.***