Tidak mengherankan jika Airlangga mengapresiasi peran pemerintah setempat yang selama ini telah mendukung program Kartu Prakerja sehingga program tersebut dapat tersosialisasi dengan baik.
Presiden Joko Widodo sudah menyatakan program Kartu Prakerja akan dilanjutkan hingga 2024, itu tentunya setelah mempertimbangkan hasil yang sangat baik dari keberlangsungan program tersebut. Di sisi lain, seiring dengan makin melandainya Covid-19, maka program Kartu Prakerja akan didorong penyelenggaraan secara offline.
Itu akan dilakukan secara bertahap dengan skala yang dapat dikelola, karena pelatihan dilakukan di berbagai daerah, tidak tersentralisasi di pusat.
Dalam acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja di Sentul International Convention Centre, Bogor, pertengahan Juni 2022 lampau, Jokowi secara langsung menyebut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai motor penggerak keberhasilan program Kartu Prakerja.
Dalam catatan penulis, Jokowi kala itu mengaku senang lantaran program Kartu Prakerja yang telah berlangsung 2 tahun bisa berjalan dengan baik. Hal itu terlihat dari antusiasme masyarakat Indonesia saat mendaftar, tercatat ada 115 juta orang hingga gelombang ke-32. Saat ini sudah memasuki gelombang ke-34.Â
Dari gelombang ke-32, yang mendaftar tercatat sebanyak 115 juta orang, Â yang terverifikasi 84 juta orang sementara yang diterima 12,8 juta. Kata Jokowi saat itu, 12,8 juta orang itu angka yang tidak kecil.
Program Kartu Prakerja bisa berjalan dengan baik karena menggunakan platform digital, mengingat saat itu Indonesia baru dihajar pandemi Covid-19. Melalui platform digital, penyaluran uang peserta kartu prakerja bisa langsung diterima melalui rekening masing-masing peserta. Sehingga mekanismenya terbilang mudah dan cepat.
Jokowi sangat senang karena uang yang diterima oleh para peserta program Kartu Prakerja tidak melalui Kementerian atau Provinsi, Kabupaten/kota, akan tetapi langsung ditransfer dari Kementerian Keuangan ke peserta.
Oleh karena itu, untuk mempersiapkan penyelenggaraan pelatihan program Kartu Prakerja secara offline tersebut, lembaga-lembaga pelatihan diminta untuk terus meningkatkan kualitas modul, metode tes, instruktur, infrastruktur, costumer service, serta layanan bagi penerima Kartu Prakerja yakni konseling, pendampingan, hingga magang atau penempatan kerja.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H