" Tahunya darimana kalau Mas Hasyim sayang keluarga ? "
" Dia sering banget cerita tentang keluarganya. "
" Keluarga ? Maksudnya keluarga besarnya ? "
" Keluarga dia dong... tentang isterinya, anak-anaknya yang katanya pintar-pintar dan menggemaskan "
" Hah jadi Mas Hasyim itu seudah berkeluarga dan punya anak. Gila ya mbak Ira ini. Aduh, istighfar mbak istighfar "
" Tapi gw udah jatuh cinta ama dia, Di. Dia juga memberikan respon baik terhadap cinta gw. beberapa kali dia telepon dan sms gw hanya untuk sekedar menanyakan keadaan gw, Di "
" Tapi dia sudah berkeluarga mbak Iraaa. Saran saya jangan diteruskan "
" Udah aah lu bukan dukung gw malah melarang gw ama mas Hasyim "
Ira langsung meninggalkan rumah dengan emosi yang tinggi. Sejak itu Ira tidak pernah datang ke rumah. Kakak sempat merasa heran dengan perubahan yang terjadi terhadap sikap Ira tersebut. Sampai pada suatu hari, saya mendapat sms dari Ira yang isinya ingin bertemu dengan saya di kafe sebuah mall daerah timur Jakarta.
Di kafe itulah Ira banyak cerita tentang hubungannya dengan Mas Hasyim. Ternyata hubungan cinta mereka hanya sebentar karena diketahui oleh isteri Hasyim yang memang sudah lama mencurigai perubahan sikap suaminya di rumah. Ira dan Mas Hasyim tertangkap basah saat janji ketemuan di sebuah kafe di daerah kuningan. Ira dimaki-maki habis oleh isteri Hasyim. Sejak kejadian tersebut Hasyim menghilang dan susah dihubungi oleh Ira. Rupanya no telepon selulernya sudah diganti dan semua akunnya di jejaring sosial dihapus. Menjelang pulang di tempat parkiran, mbak Ira bercerita kalau selama ini ada orang pria yang sebenarnya suka dengan dia tapi mbak Ira tidak menyadarinya.
" Sayang, dia telah pergi jauh, di " Itulah ucapan penyesalan mbak Ira kepada saya.