Mohon tunggu...
Rudi Hapsoro
Rudi Hapsoro Mohon Tunggu... -

featurized, freelance, kyaisengkelat.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Candi Sukuh (2)

13 Juli 2012   19:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mirip Pyramida Mesir

[caption id="attachment_200369" align="alignnone" width="265" caption="Gapura Masuk Candi Sukuh"][/caption]

Tak hanya dikenal erotis dengan sebutan the most erotic temple, Candi Sukuh juga diakui sangat unik. Amat berbeda dengan candi-candi yang seumumnya ada di Jawa Tengah. Bentuk candi utama atau candi induknya berbentuk mirip piramida di Mesir. Bisa dikatakan, bangunan Candi Sukuh terlihat sederhana. Namun, sejumlah relief dan patung yang ada menyimpan banyak cerita.

Di bagian depan gapura pertama Candi Sukuh, terpahat relief raksasa sedang memangsa seekor ular dan raksasa sedang memangsa manusia. Di kedua sisinya terdapat relief dua ekor ular naga. Di bagian dalam, menempel di atapnya sebuah relief Kalamakara yang berfungsi sebagai penangkal roh jahat atau bala. Dari arsitektur bangunannya, Candi Sukuh sering disebut sederhana, karena hanya memiliki atap datar dan minim pahatan serta ukiran. Namun, dari berbagai relief yang ada, tersimpan kisah Para Suci di zaman Sebelum Masehi.

Gapura pertama Candi Sukuh berbentuk trapezium, dengan pintu masuk selebar tubuh orang dewasa. Pada lantainya terdapat pahatan Lingga dan Yoni yang sering disebut sebagai Phallus dan Vagina, lambang Dewa Whisnu dan Dewi Parwati yang masih dianggap keramat. Di bagian muka sebelah kanan, terdapat relief raksasa sedang memakan ular dari ekornya. Relief ini merupakan sebuah candra sengkala yang berbunyi Buto Aban Wong, yang berarti tahun 1359 Saka. Di bagian muka sebelah kiri, terdapat relief raksasa sedang memakan manusia, merupakan candra sengkala berbunyi Buto Anahut Buntut, yang berarti tahun 1437 Masehi, sama dengan tahun 1359 Saka.

Pada halaman pertama tersebut, Dinas Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jateng juga mencatat ditemukannya umpak serta beberapa relief empat ekor Sapi dan seorang penunggang kuda dengan payung kebesaran. Relief penunggang kuda ini berkaitan dengan kisah para putera Dewi Kadru yang berujud ular Naga, dan putera Dewi Winata yang berujud burung Garuda atau Garudeya.

Pada trap kedua, tidak didapati pintu gapura dan patung penjaga karena sudah rusak, hanya tinggal tangga atau batu berundak yang masih tersisa. Namun, dari catatan Dinas Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jateng, diketahui adanya candra sengakala pada gapura kedua, berbunyi Gajah Wiku Anahut Buntut. Merupakan candra sengkala 1378 Saka atau 1456 Masehi. Jika perhitungan tahun ini benar, maka terdapat selisih tahun dengan sengkalan yang terdapat di gapura pertama, sebanyak 19 tahun. Apa lagi keunikan Candi Sukuh? to be continued..http://kyaisengkelat.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun