Mohon tunggu...
Rudi gusti
Rudi gusti Mohon Tunggu... Foto/Videografer - freedom of speech
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa FISIP Ilmu komunikasi semester 2 universitas muhammadiyah ponorogo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inspirasi Membentuk Rumah Tangga Bahagia

11 Juli 2020   01:11 Diperbarui: 11 Juli 2020   01:04 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasulullah SAW pun mengetahui, istrinya itu sedang mencari-carinya. Sebab, nafas 'Aisyah terengah-engah. Ketika 'Aisyah sampai di hadapannya, dengan perlahan Rasulullah SAW menegur, "Engkau habis dari mana, wahai 'Aisyah?"

Yang ditanya pun tampak malu-malu. 'Aisyah berupaya menutupi kecurigaannya. Rasulullah SAW pun dapat menebak perasaan istrinya itu. Dengan tersipu, 'Aisyah pun berkata, "Bagaimana mungkin tidak curiga, wahai suamiku, engkau pergi dari kamar kita tanpa permisi."

Rasulullah SAW menasihati istrinya itu. "Itu berarti engkau telah dihinggapi setan. Padahal, tujuanku (pergi tanpa suara) agar engkau bisa beristirahat dengan tenang. Sebab, aku mendapatkan giliran ronda berjaga malam ini," kata Rasulullah SAW menjelaskan alasannya. Beliau juga menuturkan, dia ingin shalat malam kala itu.

'Aisyah cukup tersentak, "Apakah mungkin seorang istri utusan Allah juga dihinggapi setan?"

Rasulullah menjawab, "'Sesungguhnya setan itu mengalir dalam diri manusia mengikuti urat darahnya. Dijadikannya dada manusia itu sebagai tempatnya. Kecuali orang-orang yang dilindungi Allah."

'Aisyah bertanya lagi, siapa sajakah yang termasuk mendapatkan perlindungan Allah. Rasulullah SAW menerangkan, mereka adalah orang beriman yang memohon perlindungan-Nya dari jebakan setan.

Rasulullah mensunnahkan umatnya untuk menikah, berkeluarga membentuk keluarga islami yang bahagia, mawaddah wa rahmah. Karena kita umat muslim, alangkah baiknya kita belajar rumah tangga Rasulullah yaitu rumah tangga yang islami. Dengan berumah tangga islami pula maka akan terbentuklah generasi islam yang kuat dalam memegang agamanya.

Nabi Muhammad menikah ketika umurnya 25 tahun. Dia menikahi Siti Khadijah yang pada waktu itu berumur 40 tahun. Pada waktu itu Nabi Muhammad adalah kepercayaan Khadijah dalam urusan dagangnya. Melihat akhlak Nabi Muhammad, Siti Khadijah menyampaikan keinginan untuk menikah dengan Nabi Muhammad. Dalam pernikahan ini, lahirlah enam orang anak.

Setelah kepergian Khadijah, Rasulullah menikah kembali dengan 9 perempuan. Tentunya dengan alasan-alasan tersendiri. Dalam menghadapi istri-istrinya Rasulullah tetap berlaku adil dan bijaksana. Pernikahan-pernikahan ini membuahkan keluarga yang bahagia.

Melihat rumah tangga Rasul, kita perlu mencontoh keteladanannya supaya terbentuk keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun