Mohon tunggu...
Rudi Gunawan
Rudi Gunawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penulis kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Data Terbaru Sebanyak 58% IQ Sumber Daya Manusia di Indonesia Masih Tergolong Rendah

23 Agustus 2024   00:30 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:12 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa tahun terakhir, isu mengenai kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia telah menjadi perhatian utama. Menurut data terbaru, sekitar 58% dari SDM di Indonesia memiliki tingkat IQ yang tergolong rendah, dengan rata-rata IQ nasional hanya mencapai 78,49. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat 130 dari 199 negara di dunia. Kondisi ini menunjukkan tantangan besar bagi pembangunan nasional dan kemajuan sosial-ekonomi negara.

Rendahnya tingkat IQ ini tidak hanya disebabkan oleh faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan sosial seperti terpengaruh dengan yang viral dan ucapan dari buzzer internet yang gampang mempengaruhi masyarakat Indonesia. Selain itu, salah satu penyebab utama adalah kualitas pendidikan yang masih menghadapi banyak masalah. Banyak sekolah di Indonesia, terutama di daerah terpencil, kekurangan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Kurikulum yang kurang relevan dan rendahnya kualitas pengajaran juga berkontribusi pada masalah ini.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah gizi dan kesehatan. Gizi yang buruk, terutama pada usia dini, dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak-anak. Masalah kesehatan seperti anemia atau stunting juga dapat berdampak negatif pada kemampuan belajar dan perkembangan otak anak. Oleh karena itu, perbaikan dalam sektor kesehatan dan gizi sangat penting untuk mendukung perkembangan kognitif.

Kemiskinan juga memainkan peran signifikan dalam rendahnya kualitas SDM. Keluarga miskin sering kali tidak dapat menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan perkembangan anak. Kurangnya akses ke bahan bacaan, kursus tambahan, dan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat menjadi salah satu dampak dari kemiskinan yang memengaruhi perkembangan anak.

Kurangnya stimulasi mental sejak dini juga menjadi faktor yang tidak boleh diabaikan. Banyak anak-anak tidak mendapatkan rangsangan mental yang cukup baik di rumah maupun di sekolah. Stimulasi yang kurang ini dapat mempengaruhi kemampuan berpikir dan belajar anak-anak, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan kognitif mereka di masa depan.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah strategis perlu diambil. Pertama, peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas utama. Reformasi dalam sistem pendidikan harus mencakup perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas pengajaran, dan pemerataan akses pendidikan. Ini termasuk peningkatan fasilitas sekolah dan pelatihan untuk guru-guru.

Selain itu, program gizi dan kesehatan yang lebih luas harus diperkenalkan. Pemerintah perlu memastikan bahwa anak-anak, terutama di daerah rawan, mendapatkan makanan bergizi dan perawatan kesehatan yang memadai. Program-program ini harus dirancang untuk mengatasi masalah kesehatan yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak.

Pengurangan kemiskinan juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas SDM. Program bantuan sosial dan pengembangan ekonomi lokal dapat membantu keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dengan demikian, keluarga dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk anak-anak mereka, yang mendukung perkembangan kognitif dan pendidikan.

Investasi dalam pendidikan awal dan stimulasi mental juga sangat penting. Program pendidikan anak usia dini yang berkualitas dapat mempersiapkan anak-anak untuk belajar dengan lebih baik di masa depan. Stimulasi mental yang adekuat sejak dini dapat membantu mengoptimalkan potensi kognitif anak-anak dan meningkatkan kemampuan mereka dalam belajar.

Secara keseluruhan, meningkatkan kualitas SDM di Indonesia memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan terkoordinasi. Dengan perbaikan dalam sistem pendidikan, kesehatan, gizi, dan pengurangan kemiskinan, diharapkan dapat memperbaiki rata-rata IQ dan kualitas SDM di negara ini. Langkah-langkah ini akan berkontribusi pada kemajuan sosial dan ekonomi Indonesia, serta meningkatkan daya saing negara di kancah global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun