Muhammad Rudi Gunawan
Ilmu Pemerintahan
Universitas Pancasakti Tegal
Pemilihan umum merupakan puncak demokrasi, namun sering kali menyisakan kebingungan dan konflik. Pemilu 2024 di depan mata menuntut pemahaman mendalam tentang strategi yang diperlukan untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul. Strategi resolusi konflik di masa yang akan datang perlu didasarkan pada pendekatan yang inklusif dan solutif, yang membuka jalan bagi kesepakatan yang adil dan damai.Â
* Memahami Akar Perbedaan
Konflik sering muncul karena perbedaan pandangan, nilai, dan kepentingan. Dalam konteks Pemilu 2024, penting untuk menggali akar perbedaan yang mungkin menjadi sumber konflik yang timbul. Salah satu perbedaan yang potensial adalah disparitas ekonomi. Isu ekonomi yang merasuki berbagai lapisan masyarakat memiliki potensi besar untuk menjadi sumber ketidakpuasan dan konfrontasi.Â
Misalnya, program ekonomi yang tidak merata dan kebijakan distribusi yang tidak adil dapat menciptakan ketegangan antara pemerintah dan sebagian kelompok masyarakat. Kesenjangan ekonomi seringkali menjadi cikal bakal perselisihan di masyarakat, memperbesar jurang antara kelompok yang sejahtera dengan yang kurang beruntung.
Resolusi konflik memerlukan pemahaman mendalam akan akar perbedaan yang mungkin memicu ketegangan dalam Pemilu 2024. Menjelajahi isu-isu kunci, seperti ekonomi, identitas, keamanan, dan aspirasi politik masyarakat, menjadi langkah awal yang krusial. Memahami akar persoalan akan membantu merumuskan strategi yang lebih tepat untuk menyelesaikan konflik dengan lebih efektif.
* Dialog dan Kolaborasi Multistakeholder
Membangun ruang dialog inklusif dan kolaboratif antara berbagai pihak yang terlibat dalam konteks Pemilu 2024 menjadi langkah penting dalam menangani konflik yang mungkin timbul.Â
Kolaborasi antara partai politik, tokoh masyarakat, serta kelompok minoritas adalah aspek yang esensial dalam upaya menyelesaikan perbedaan pendapat yang mungkin muncul selama kampanye pemilu.
Misalnya, di negara-negara yang memiliki keberagaman etnis atau agama yang signifikan, kolaborasi antara kelompok-kelompok tersebut akan menjadi kunci penting untuk mengatasi perbedaan pandangan yang bisa menjadi pemicu konflik. Melibatkan perwakilan dari berbagai latar belakang sosial, etnis, atau agama dalam dialog dan penyelesaian konflik dapat membantu menciptakan ruang yang lebih inklusif dan mendalam dalam menyusun kesepakatan.