Kesimpulan dari tulisan ini adalah tidak untuk membesar-besarkan nama seorang Tjiptadinata Effendi. Tetapi sosok dan tulisannya, memang bisa menjadi pelajaran maupun inspirasi bagi setiap orang. Sosoknya terlihat jelas dari setiap artikel yang ditulisnya, dan sifatnya yang rendah hati dapat ditemui pada saat komentar dan saat berhubungan dengannya.
Sekedar catatan saja, bahwa Pak Tjip di usianya yang ke-73 ini, seringkali memanggil seseorang dengan sebutan Mas, Mbak, Pak, atau Bu pada orang yang jauh lebih muda darinya. Hal tersebut adalah untuk menghilangkan kata 'Si-', atau 'yang menunjukkan seseorang'. Juga untuk menghilangkan ke-Aku-an dirinya, karena merasa lebih tua dari oranglain.
Satu hal lagi, yang membuat aku benar-benar menggeleng-geleng kepala adalah karena Pak Tjip selalu 'menyebarkan kesadaran' pada oranglain. Hal tersebut aku pahami setelah mengetahui, bahwa sosoknya adalah seorang ahli, atau bahkan guru 'Reiki'.
 Karena bagi seorang spiritualis sejati, atau seorang manusia sejati, sebuah kesuksesan tertinggi adalah 'dapat bermanfaat bagi oranglain'. Dan Pak Tjip ada pada golongan itu. Yakni bermanfaat bagi oranglain, dengan 'menyebarkan kesadaran'.
Itulah yang seringkali aku minta saat bersapa dengan Pak Tjiptadinata Effendi. "Minta Spiritnya yaa, Pak Tjip. Salam hangat sehangat matahari pagi," pasti ditemui saat aku berbalas komentar dengannya.
Akhir kata. Selamat ulang tahun, Pak Tjip. Semoga Pak Tjip, Ibu Roselina, dan keluarga besar semua beruntung, bahagia, dan sejahtera selalu. Aamiiin...
Itulah mengapa aku memberi judul pada artikel singkat ini 'Salah Satu Sosok yang Menginspirasi. Dan bukan 'Salah Satu Sosok yang Menjadi Inspirasi'.
Adalah karena Engkau masih hidup Pak Tjip, masih bisa bertegur-sapa, masih bisa memberikan spiritmu kepada siapapun yang membaca tulisanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H