Mohon tunggu...
Rudi Parlindungan
Rudi Parlindungan Mohon Tunggu... profesional -

Belajar.....dan belajar @rudideep riv_ndra@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menristek : Ketahanan Pangan Nasional Tidak Akan Terpenuhi Bila Lahan Subur Berubah Fungsi

26 September 2012   14:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:38 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Prof Dr Ir Gusti Muhammad Hatta MS, mengatakan bahwa permasalahan Ketahanan Pangan NasionalIndonesia saat ini adalah semakin langkanya lahan yang subur. Dikarenakan saat ini lahan tersebut berubah fungsi menjadi perumahan, mall dan perkantoran.

“Saya melihat setiap tahun lahan subur di Indonesia semakin menyusut.Bagaimana tidak menyusut kalau lahan subur yang ada sekarang ini di gunakan untuk membangun perumahan, mall dan perkantoran. Saya sangat khawatir bila ini terus dibiarkan maka akan menggangu stabilitas ketahanan pangan nasional negeri ini,” jelas Menristek dalam sambutannya di Workshop on The Current Status And Challenges In Sorghum Development In Indonesia di Seameo Biotrop, Bogor belum lama ini.

Selain menyusutnya lahan subur, Gusti juga mengatakan permasalahan yang lain, diantaranya produksi pangan yang belum memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus impor (beras, kedelai jagung, gandum, daging sapi, susu), daya saing produk pertanian yang masih lemah, terbatasnya infrastuktur pertanian (bendungan, irigasi), perubahan iklim dan masih belum berkembangnya diversifikasi pangan berbasis pangan lokal.

“Untuk itu Ristek dan LPNK Ristek (BATAN, LIPI, BPPT, BIG, BSN, BAPETEN, LAPAN) melakukan sejumlah langkah-langkah yaitu: pertama meningkatkan teknik benih unggul, budidaya tanaman dilahan sub optimal misalnya sorghum, kedua pengembangan teknologi untuk pengelolaan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan, ketiga pengembangan teknologi untuk penguatan industri perdesaan berbasis produk local,” papar Gusti.

Dalam mendukung terwujudnya pengembangan riset ketahanan pangan, termasuk juga sorgum, Gusti memaparkan bahwa Kementerian Riset dan Teknologi menyediakan beberapa program insentif antara lain Insentif Riset SINas, Insentif peningkatan Kapasitas Penelitian Prekayasa (PKPP).

“Sekitar 35% program insentif Kemenristek dialokasikan untuk bidang ketahanan pangan. Oleh karena itu, saya mengajak peneliti sorgum untuk dapat mengajukan proposal yang baik sehingga dapat didanai oleh program insentif dari Kemenristek. Dan saya berharap pemerintah daerah bisa menjaga lahan subur didaerahnya agar tidak berubah fungsinya menjadi perumahan, mall dan perkantoran,” harap Gusti.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun